Ditanya Soal Proyek Blok Masela, Begini Respons Jokowi

Bisnis.com,21 Jun 2023, 09:59 WIB
Penulis: Akbar Evandio
Platform migas lepas pantai. Istimewa/SKK Migas

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) irit bicara mengenai upaya pemerintah dalam mengembangkan proyek Blok Masela, Maluku yang hingga kini masih belum menemui kejelasan.

Menurut mantan Walikota Solo ini proses pengembangan Blok Masela yang merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) di era Pemerintahannya itu saat ini masih dalam proses. Dirinya belum dapat membeberkan lebih jauh mengenai hal tersebut. 

“Masih dalam proses. Yang masih dalam proses tidak akan saya sampaikan karena itu menyangkut strategi pemerintah dan BUMN,” ujarnya usai meninjau smelter tembaga PT Freeport Indonesia, Selasa (20/6/2023).

Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa proses negosiasi divestasi 35 persen hak partisipasi Shell di Blok Masela telah mencapai titik temu.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, Shell telah sepakat untuk melepas sahamnya di Blok Masela ke PT Pertamina (Persero). Kesepakatan pengalihan saham tersebut ditargetkan rampung pada akhir Juni 2023.

"Alhamdulillah, Masela sudah ada titik temu, jalan keluar, Shell mau melepas sahamnya ke Pertamina dan ini dieksekusi akhir bulan ini. Jadi telah disepakati," ujar Arifin dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (13/6/2023).

Dengan hengkangnya Shell, lanjut Arifin, nantinya Blok Masela akan dikelola oleh konsorsium Inpex Masela Ltd, Pertamina, dan mitra potensial lainnya, salah satunya raksasa migas Malaysia, Petroliam Nasional Berhad atau Petronas.

"Konsorsium ini akan terbentuk antara Inpex dengan Pertamina dan kemungkinan juga dengan Petronas," katanya.

Tak hanya Petronas, pemerintah juga membuka peluang untuk partisipasi dari pihak lain yang memiliki kompentensi guna mendukung kepastian proyek pengembangan Blok Masela bisa berjalan.

Adapun, Blok Masela merupakan salah satu prospek ladang migas terbesar di Indonesia. Produksinya diestimasikan dapat mencapai 1.600 juta kaki kubik per hari (MMscfd) gas atau setara 9,5 juta ton LNG per tahun (mtpa) dan gas pipa 150 MMscfd, serta 35.000 barel kondensat per hari (bcpd).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini