Kurangi Sampah Plastik, Mastercard Bakal Daur Ulang Kartu Kredit dan Debit

Bisnis.com,21 Jun 2023, 13:35 WIB
Penulis: Jessica Gabriela Soehandoko
Logo Mastercard/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Mastercard pada Rabu (21/6/2023) meluncurkan proyek global untuk mendaur ulang kartu kredit dan debit sebagai rencana untuk mengurangi limbah dari sampah plastik.

Mengutip Reuters, Rabu (21/6) awalnya dalam program ini, Mastercard bermitra dengan HSBC Holdings Plc di delapan cabang di Inggris. 

Kemudian, Mastercard mengatakan bahwa bank di seluruh dunia beberapa di antaranya meluncurkan inisiatif lokal dan akan bergabung dalam program tersebut untuk membangun skala ekonomi.

“Kami mengundang semua penerbit kartu di seluruh dunia untuk bermitra dengan kami, di wilayah manapun mereka berada, dan menawarkan daur ulang kartu kepada pelanggan mereka,” kata presiden cyber dan intelijen di Mastercard Inc, Ajay Bhalla.

Mastercard mengatakan bahwa saat ini terdapat sekitar 3,1 miliar kartu yang beredar. Menurut perkiraan, setiap tahun terdapat 600 juta kartu yang diproduksi oleh industri ini dan pemakaian sekitar 5 tahun. 

Dari data lainnya oleh Nilson Report yang juga menganalisis industri ini, melaporkan bahwa total kartu yang beredar pada 2022 mencapai 26 miliar. Pada 2027 diperkirakan meningkat menjadi 28,4 miliar. 

Dalam programnya Mastercard akan menyediakan mesin penghancur kartu kepada HSBC, yang masing-masing mampu menampung 10.000 kartu yakni setara dengan 50 kg plastik. Setelah penuh kartu-kartu tersebut akan dipindahkan ke fasilitas daur ulang plastik.

Rincian keuangan dalam program ini juga tidak diungkapkan. Proyek percontohan ini akan berjalan selama enam bulan pertama, yang memungkinkan pelanggan mendaur ulang kartu plastik apapun termasuk dari pesaing-pesaing lainnya.

"Percontohan daur ulang ini akan memberi kami beberapa wawasan yang sangat penting dan akan menginformasikan rencana jangka panjang kami," ucap kepala wealth and personal banking HSBC UK, Jose Carvalho. 

Sebagaimana diketahui, penggunaan plastik yang meningkat merupakan salah satu tantangan di dunia terutama untuk limbah plastik yang terkubur atau mencemari air. 

Proses manufaktur plastik juga merupakan sumber utama gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini