Bisnis.com, JAKARTA – Predikat emiten papan pantauan khusus tidak hanya berlaku bagi emiten kecil yang tidak sahamnya kurang likuid. Emiten market leader dengan nama besar di industrinya seperti PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) dan PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) nyatanya tak luput dari cap merah tersebut.
Saham emiten penerbangan BUMN PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) pada penutupan perdagangan Rabu (21/6/2023) menguat 1,59 persen ke posisi Rp64 per saham. Namun, sepanjang 2023, saham GIAA masih anjlok 68,63 persen.
Harga saham GIAA terpantau cenderung stagnan di level Rp50 hingga Rp60 per saham sejak perdagangan 13 April 2023 bahkan pada perdagangan 19 Mei 2023 saham GIAA berada di level terendahnya atau all time low.