Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan atau BI-7 Days Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75 persen. Lantas, bagaimana racikan penempatan investasi di perusahaan asuransi jiwa?
CEO PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia) Edy Tuhirman mengatakan bahwa penempatan investasi di asuransi terbagi menjadi dua sisi. Dari segi perusahaan misalnya, Edy menerjemahkan bahwa hal yang paling penting adalah dengan menjaga dan mendisiplinkan matching principle.
Lebih lanjut, Edy menyampaikan bahwa obligasi, deposito, hingga saham menjadi instrumen investasi yang paling banyak ditempatkan perusahaan.
“Yang paling banyak di program bonds. Kami harus mendukung pemerintah upaya pembangunan kita berjalan,” kata Edy usai acara bertajuk Kolaborasi Kebaikan Aku Berbagi x Pospay di Jakarta, Kamis (22/6/2023).
Namun, lanjut Edy, jika terkait investasi di produk unit-linked akan sangat tergantung dari sisi usaha. Namun, dia mengatakan managing aset, Generali akan selalu disiplin menekan aset,” ujarnya.
Sampai dengan kuartal I/2023, instrumen investasi SBN di Generali Indonesia mengalami pertumbuhan hingga 40,06 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp1,48 triliun menjadi Rp2,07 triliun.
Pertumbuhan juga terjadi pada jenis investasinya lainnya, yaitu deposito berjangka sebesar 35,83 persen yoy. Posisinya tumbuh dari Rp311,97 miliar pada kuartal I/2022 menjadi Rp423,75 miliar pada kuartal I/2023.
Selain itu, Generali Indonesia mencatat obligasi turut mengalami pertumbuhan menjadi Rp299,45 miliar, atau naik 4,50 persen yoy dari periode yang sama 2022 hanya meraih Rp286,55 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel