FPCI: Perusahaan Harus Perhatikan Isu Iklim, Pemerintah Juga Perlu Merangkul

Bisnis.com,22 Jun 2023, 13:55 WIB
Penulis: Jessica Gabriela Soehandoko
Founder FPCI yang juga mantan Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal memberikan pemaparan di acara “Indonesian Climate Policy Outlook 2023” yang diadakan di Bengkel Diplomasi FPCI, Kamis (23/2/2023). Dok. FPCI.

Bisnis.com, JAKARTA - Founder & Chairman Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal mengungkapkan urgensi bagi perusahaan untuk memiliki net-zero target sebenarnya sudah ada dari sekarang. 

Bukan hanya membicarakan mengenai target Indonesia, namun bisnis perlu menunjukkan semangat hijau agar tidak kalah dari perusahaan barat yang sudah mulai menghitung strategi bisnis berdasarkan karbon.

“Mereka harus menunjukkan bahwa mereka memiliki [komitmen] net-zero target, ataupun perusahaan yang hijau. Jika tidak, maka mereka akan kehilangan customer” ungkapnya kepada Bisnis, Rabu (21/6/2023).

Menurutnya, Indonesia perlu memperhatikan hal tersebut. Jika tidak memiliki komitmen perusahaan yang hijau, maka dapat mempengaruhi reputasi ataupun menurunkan minat beli pelanggan. 

Dino berpendapat bahwa perusahaan-perusahaan besar di Indonesia masih belum menyatakan berkomitmen pada net-zero target. Sedangkan secara global, sudah ada lebih dari 1.000 lebih perusahaan di dunia yang memiliki komitmen tersebut. 

Sedangkan, di Indonesia komitmen tersebut sudah bergerak di kota-kota. Contohnya, Bali dan IKN sebagai kota pertama yang memiliki target net-zero pada 2045. 

Manajer Komunikasi GreenpeaceAfif Saputra berpendapat regulasi pemerintah untuk mendukung perusahaan menjadi hijau masih belum sangat mendukung.

“Hambatan-hambatan itu masih ditemui oleh banyak pihak, sehingga hal pertama yang perlu dilakukan adalah menyuarakan ini” ungkapnya.

Menurutnya dengan pemerintah yang memiliki regulasi yang mendorong sektor-sektor energi terbarukan juga dapat memberikan kemudahan investasi. Contohnya bisa seperti melalui RUU energi terbarukan, atau kebijakan-kebijakan pemerintah lainnya. 

Tak hanya itu, Afif berpendapat bahwa hal yang bisa dilakukan pertama adalah memulai komitmen tersebut. Kedepannya, sektor-sektor terbarukan juga akan semakin murah

“Untuk itu Indonesia tidak boleh sampai ketinggalan, ketika negara lain sudah bergerak lebih maju” ungkapnya

Afif juga berpendapat bahwa merangkul teknologi adalah hal yang penting. Para pengusaha juga perlu memperhatikan hal ini, terutama bagi pengusaha yang ingin berkomitmen hijau ataupun ingin berkecimpung dalam sektor energi terbarukan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini