Bisnis.com, JAKARTA — Suku bunga kredit perbankan tercatat masih mengalami tren peningkatan. Bagaimana imbasnya bagi bisnis kredit pemilikan rumah (KPR) yang menjadi andalan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN)?
Tingginya suku bunga kredit perbankan terjadi seiring dengan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 225 basis poin (bps) sejak pertengahan tahun lalu. BI sendiri telah menahan laju suku bunga acuannya lima kali berturut-turut pada tahun ini di level 5,75 persen.
Namun, suku bunga kredit bank tetap tinggi. Berdasarkan laporan asesmen BI, suku bunga kredit baru rupiah per Mei 2023 mencapai 9,8 persen naik 34 bps secara bulanan (Month-on-Month/MoM).
Direktur Distribution and Funding Bank BTN Jasmin mengatakan suku bunga acuan dari BI memang akan memengaruhi tren suku bunga kredit perbankan, termasuk suku bunga KPR. BTN sendiri menerapkan skema suku bunga yang berbeda pada KPR subsidi dan KPR non subsidi.
Pada KPR subsidi, suku bunga yang diberikan kepada debitur adalah 5 persen fix selama 20 tahun. Sedangkan, untuk KPR non subsidi, BTN memberikan suku bunga floating yang saat ini masih di atas suku bunga dasar kredit (SBDK). Berdasarkan laman resminya, BTN menerapkan SBDK 7,3 persen per April 2023.
Menurutnya, suku bunga floating akan bergantung pada biaya dana (cost of fund/CoF). Terkadang, BTN pun memberikan promo terhadap suku bunga floating itu.
"Tren juga tergantung pada BI rate. Mudah-mudahan The Fed tidak lagi naikan suku bunga secara signifikan," katanya pada Jumat (23/6/2023) di Jakarta.
Meski begitu, menurutnya bisnis KPR yang menjadi andalan BBTN tidak terlalu terdampak dinamika suku bunga. "Rumah itu sudah pasti peminatnya dan permintaannya akan terus ada. Selama ini justru booking kita naik," kata Jasmin.
Pada kuartal I/2023, BTN mencatatkan penyaluran kredit perumahan sebesar Rp264,57 triliun. Dari jumlah tersebut, KPR subsidi pada kuartal I/2023 mendominasi dengan nilai sebesar Rp148,65 triliun, tumbuh 10,9 persen secara tahunan (year on year/yoy). Sedangkan KPR non subsidi tumbuh 5,37 persen yoy menjadi Rp88,81 triliun pada kuartal I/2023.
Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan kredit perumahan memang mendominasi keseluruhan kredit perseroan. Porsi KPR mencapai 88,26 persen terhadap penyaluran kredit Rp299,74 triliun pada kuartal I/2023.
“Kami juga memacu kredit dengan sangat memperhatikan prinsip kehati-hatian," kata Nixon.
Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) pun membaik. NPL gross Bank BTN berada di level 3,54 persen pada kuartal I/2023, lebih rendah dari posisi kuartal I/2022 3,6 persen. Namun, NPL nett Bank BTN naik dari 1,28 persen pada kuartal I/2022 menjadi 1,46 persen pada kuartal I/2023.
Pertumbuhan kredit dan pembiayaan di BTN sendiri telah membuat total aset Bank BTN naik 9,25 persen yoy menjadi Rp401,50 triliun pada akhir Maret 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel