Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI menyoroti kinerja investasi PT Taspen (Persero) di 13 emiten dalam bentuk saham. Hal tersebut berdasarkan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II Tahun 2022.
BPK menemukan bahwa invetasi-invetasi tersebut belum mengalami peningkatan nilai dengan perolehan sebesar Rp1,18 triliun. Akibatnya terdapat unrealized loss sebesar Rp762,82 miliar atau minus 64,19 persen dari harga perolehan sehingga harga saham tercatat menjadi sebesar Rp425,53 miliar.
"Kondisi tersebut mengakibatkan adanya potensi kehilangan kesempatan memperoleh pendapatan dari dana yang masih tertahan pada investasi saham per 30 September 2022 sebesar Rp425,53 miliar," tulis BPK dalam laporannya dikutip, Sabtu (24/6/2023).
Portofolio saham dilakukan oleh PT Taspen dalam rentang waktu tahun 2009 sampai Januari 2021.
Berikut ini daftar 13 emiten tersebut dikutip dari Laporan Hasil Pemeriksaan Kepatuhan atas Skema Perhitungan Pensiun Secara Penuh Pengelolaan Program Pensiun dan Asuransi (THT, JKK, JKM) Serta Pengelolaan Biaya, Pendapatan, dan Invetasi Tahun Buku 2022 pada PT Taspen dan Instansi Terkait.
Daftar 13 Emiten untuk Alokasi Program Tabungan Hari Tua (THT)
1. PT Wijaya Karya Beton Tbk.
2. PT Waskita Beton Precast Tbk.
3. PT GMF Aero Asia Tbk.
4. PT PP Presisi Tbk.
5. PT Jasa Asrmada Indonesia Tbk.
6. PT Sampoerna Argo Tbk.
7. PT Eagle High Plantations Tbk.
8. PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk.
9. PT Buana Listya Tama Tbk.
Dana Akumulasi Iuran Pensiun Pegawai Negeri Sipil (AIP PNS)
1. PT Waskita Beton Precast Tbk.
2. PT Buana Listya Tama Tbk.
Entitas Anak
1. PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
2. PT Elnusa Tbk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel