Bisnis.com, JAKARTA — Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mencatat meraup hasil investasi Rp2,61 triliun pada 2022. Nilai ini melesat 94,15 persen yoy jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,34 triliun.
Berdasarkan laporan pengelolaan program tahun 2022 dan laporan keuangan tahun 2022 (audited) yang dipublikasikan di Harian Bisnis Indonesia edisi Selasa (27/6/2023), iuran DJS Kesehatan tumbuh 2,68 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
BPJS Kesehatan mencatat, Iuran di DJS Kesehatan meningkat dari Rp139,55 triliun pada 2021 menjadi Rp143,28 triliun pada 2022.
Sementara itu, kontribusi pajak rokok menyusut hingga 80,94 persen secara tahunan dari Rp1,02 triliun menjadi Rp195,71 miliar.
Dari sana, jumlah penerimaan ikut tumbuh menjadi Rp144,05 triliun atau naik 2,09 persen yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya hanya bernilai Rp141,1 triliun.
Di sisi pengeluaran, jumlah pengeluaran DJS Kesehatan naik dari Rp94,67 triliun pada 31 Desember 2021 menjadi Rp115,88 triliun pada 31 Desember 2022.
Beralih ke arus kas dari aktivitas investasi, DJS Kesehatan terpantau mengalami pelepasan investasi sebesar Rp1,35 triliun sepanjang 2022.
Sementara itu, BPJS Kesehatan mencatat terjadinya peningkatan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan (fasilitas kesehatan) sejak 3 tahun terakhir, tepatnya pada periode 2020-2022.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, kunjungan sakit di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) atau faskes meningkat dari 146,1 juta pada 2020 menjadi 152,1 juta pada 2021 dan kini menjadi 205,6 juta pada 2022.
Kemudian, untuk kunjungan di poliklinik rawat jalan rumah sakit (RS) dari 69,7 juga pada 2020. Angka kunjungan itu melonjak menjadi 72,8 juta pada 2021 dan menjadi 95,9 juta pada 2022.
Begitu pula dengan kasus rawat inap di RS mencapai 9 juta pada 2020. Namun, turun menjadi 8,2 juta pada 2021 dan meningkat menjadi 12 juta pada 2022.
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti menyebut bahwa peningkatan yang terjadi pada tingkat kunjungan kesehatan menunjukkan adanya renound phenomenon, yakni orang sudah kembali memanfaatkan pelayanan setelah Covid-19.
"Bahkan, kepercayaan pada BPJS [Kesehatan] meningkat, maka yang pakai dan utilisasi juga meningkat," kata Ghufron kepada Bisnis, Selasa (27/6/2023).
Lebih lanjut, Ghufron menuturkan bahwa peningkatan fasilitas kesehatan ini diproyeksi akan terus meningkat hingga akhir 2023, sejalan dengan adanya rebound phenomenon.
"Masyarakat sudah tidak takut karena Covid-19 dan pelayanan BPJS Kesehatan semakin dipercaya sehingga yang menggunakan fasilitas kesehatan juga meningkat," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel