Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mayapada Internasional Tbk. (MAYA) melaporkan bahwa pihaknya baru saja kembali mendapat suntikan dana Rp3 triliun dari Dato' Sri Tahir selaku pemegang saham pengendali.
Direktur Bank Mayapada Rudy Mulyono menuturkan bahwa adapun skema yang ditempuh dalam aksi tambah modal kali ini dilakukan melalui aksi penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
"[Injeksi modal melalui skema] rights issue," ujar Rudy kepada Bisnis, Selasa (27/6/2023).
Menurutnya saat ini pemegang saham pengendali, keluarga Tahir telah menyiapkan uang tunai sebesar Rp3 triliun di Bank Mayapada untuk penambahan modal. Komitmen ini sesuai ketentuan dan sudah dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Rudy menyebutkan untuk pemegang saham lain dalam Mayapada akan menjadi kebijakan para pihak. Porsi kepemilikan saham para mitra, akan tetap terjaga sejauh mereka juga nantinya turut menyetor sesuai porsi kepemilikannya.
Untuk diketahui, mengacu pada laporan keuangan perseroan per 31 Maret 2023, Dato' Sri Tahir menggenggam 29,89 persen saham Bank Mayapada melalui PT Mayapada Karunia.
Pemegang saham Bank Mayapada lainnya adalah Re Cathy Life Insurance (19,38 persen), Galasco Investment Ltd. (12,67 persen), Liang Xian Ltd (12,39 persen), Unity Rise Ltd (7,31 persen), dan sisanya dimiliki oleh masyarakat.
Seiring dengan kabar suntik dana tersebut, Dato Sri Tahir mengungkapkan bahwa penambahan modal yang dilakukannya sebagai bagian dari komitmennya untuk memperkuat struktur perseroan.
"Saya punya komitmen kuat membesarkan Bank Mayapada, maka saya akan terus menyetor modal sesuai dengan kebutuhan bank yang terus berkembang,” kata Tahir.
Sebelumnya, sepanjang 2022 bank dengan kode emiten MAYA ini mencatatkan laba bersih sebesar Rp25,99 miliar. Sedangkan, hingga kuartal I/2023, Bank Mayapada telah membukukan laba bersih senilai Rp35,51 miliar.
Lebih lanjut, Bank Mayapada menargetkan laba bersih pada 2023 dapat tembus sebesar Rp236 miliar. Dengan suntikan modal yang dilakukan pada Juni 2023 tersebut maka rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perseroan berada di atas 15 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel