Menko Airlangga Pede Ekspansi PMI Manufaktur RI Bisa Tarik Investasi Baru

Bisnis.com,04 Jul 2023, 04:03 WIB
Penulis: Dionisio Damara
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai Rapat Kerja bersama Badan Anggaran (Banggar) di Kompleks Parlemen, Jumat (9/6/2023)/Bisnis - Annasa Rizki Kamalina

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meyakini Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia, yang konsisten di jalur ekspansif, dapat menarik peluang investasi baru ke Tanah Air.

Berdasarkan laporan Standard & Poor’s (S&P), PMI Manufaktur Indonesia pada Juni 2023 berada di level ekspansif sebesar 52,5, naik dari posisi bulan lalu yang sebesar 50,3. Angka PMI di atas 50 menunjukkan pertumbuhan dan di bawah 50 mengindikasikan perlambatan.

PMI Manufaktur Indonesia juga tercatat lebih baik dibandingkan Malaysia (47,7) dan Vietnam (46,2) yang mengalami kontraksi. Sementara itu, indeks PMI Manufaktur Thailand (53,2), Singapura (52,7), dan Filipina (50,9) mencatatkan ekspansi.

Menurut Airlangga, terus menguatnya aktivitas ekonomi dalam negeri telah membuat PMI Indonesia melanjutkan level ekspansi secara stabil dan berkelanjutan selama 22 bulan beruntun. Hal ini pun dinilai dapat menarik investasi baru ke Tanah Air.  

“Ini meningkatkan ekspektasi positif pelaku usaha atas kondisi ekonomi Indonesia, sehingga berpeluang dalam menarik investasi baru ke dalam negeri,” ujar Menko Airlangga melalui keterangan tertulis, Senin (3/7/2023).

Dia menambahkan di tengah ketatnya persaingan global, pemerintah akan terus mendorong daya saing ekonomi terutama saat kondisi PMI Indonesia ekspansif. Celah permintaan global juga diisi dengan meningkatkan peran Indonesia di rantai pasok global (global value chain/GVC).

Selain itu, kuatnya permintaan domestik cukup untuk mengangkat aktivitas manufaktur nasional. Perusahaan manufaktur kini terus melakukan perekrutan tenaga kerja baru, dengan jumlah kenaikan menembus angka tertinggi dalam sembilan bulan terakhir.

Airlangga juga menyatakan bahwa secara umum, ekspektasi perusahaan manufaktur ke depan bertahan di level positif. Kenaikan penjualan yang didorong oleh permintaan dalam negeri menjadi sentimen utama atas prospek positif ekonomi ke depan.

“Meski ekonomi global masih dalam tren melemah, aktivitas manufaktur Indonesia terus melaju karena ditopang aktivitas ekonomi yang menggeliat, dan permintaan dalam negeri yang terus tumbuh kuat,” pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Novita Sari Simamora
Terkini