Bisnis.com, JAKARTA - Indeks reksa dana pendapatan tetap berbasis obligasi masih menjadi juara dengan tingkat kenaikan tertinggi 3,63 persen secara year-to-date (ytd) sepanjang semester I/2023. Sementara itu, indeks reksa dana saham justru berbanding terbalik dengan terkoreksi -1,92 persen ytd.
Chief Investment Officer UOB Asset Management Albert Budiman mengatakan penyebab kinerja pasar saham pada paruh pertama 2023 cenderung flat disebabkan karena perhatian utama investor asing masih tertuju pada pasar saham di negara maju seperti Amerika Serikat (AS), Eropa dan Jepang.
"Namun perlu diingat bahwa pasar saham di negara tersebut pada tahun sebelumnya, 2022 mengalami koreksi yang cukup dalam sehingga membuat valuasi saham di negara maju relatif lebih murah bila dibandingkan valuasi pasar saham di Indonesia pada awal 2023," kata Albert kepada Bisnis Selasa (4/7/2023).