Mantan Bos Bursa Bicara soal Redenominasi dan Kerumitan pada Harga Saham

Bisnis.com,09 Jul 2023, 19:50 WIB
Penulis: Annasa Rizki Kamalina
Ilustrasi redenominasi rupiah. Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA – Mantan Direktur Utama Bursa Efek Jakarta 1991-1996 (kini Bursa Efek Indonesia) Hasan Zein Mahmud mengungkapkan bahwa rencana redenominasi hanya akan memberikan berbagai kerumitan, utamanya pada saham. 

Hasan beranggapan bahwa redenominasi nyaris tidak memberikan manfaat apa pun, selain penyajian angka yang lebih sederhana dalam laporan keuangan. Isu redenominasi yang telah mencuat sejak 2010 silam, hingga saat ini memang masih menjadi rencana. 

Meski beberapa ekonom menyebutkan bahwa redenominasi dapat mengangkat pamor rupiah di level global dan memperkuat ekonomi, Hasan mempertahankan pendapatnya yang telah dia ungkapkan sejak 2012. 

“Redenominasi adalah operasi plastik untuk mempercantik wajah. Redenominasi itu polesan. Redenonimasi itu semu. Perkuat fundamental ekonomi, titik! Kalau fundamental ekonomi kuat, mata uang pasti menguat,” ungkapnya dalam unggahannya di akun Facebook Hasan Zein Mahmud, Minggu (9/7/2023). 

Hasan yang kini kerap membagikan strategi investasi, memberikan contoh kerumitan yang mungkin terjadi di sisi bursa saham khususnya pada fraksi harga saham atau perubahan nilai saham yang dapat ditawar investor. 

Contoh yang paling ringan, penulisan fraksi saham Rp1. Entah akan ditulis Rp0,001 atau 0,1 sen. Menurutnya, apabila ada perubahan lot size pun tidak membantu apa pun. Bahkan bid & offer pun dinyatakan dalam fraksi harga per saham. 

“Mau pakai fraksi harga Rp1 pascaredenominasi? Hahahahaha, harga Rp50 [jadi lima sen], fraksi harga Rp1.000?” tambahnya. 

Sementara apabila semua saham di kandang gocap wajib reverse split, sebut aja 40 saham gocap lama menjadi satu saham baru, harga teoritisnya menjadi Rp2. 

Hasan mengatakan dari hal tersebut, sangat boleh jadi lebih rendah. Namun, dalam kondisi yang sudah berlalu, membuktikan pada reverse split setelah beberapa gocap digabung jadi satu harga, justru kembali ke gocap lagi. 

“Katakanlah sukses bertahan di Rp2. Bagaimana fraksi harga Rp1 untuk harga saham Rp2? Saya cuma ingin memberi contoh kerumitan yang paling ringan di bursa saham. Ilmu saya tidak sampai pada analisis dampak redenominasi terhadap keandalan sistem di seluruh sistem perdagangan saham,” tuturnya. 

Adapun, isu redenominasi kembali mencuat seiring dengan pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19. 

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan kondisi ekonomi Indonesia harus sudah sehat sebelum menerapkan penyederhanaan mata uang ini. Pertama, kondisi makro dalam situasi baik. Kedua, stabilitas moneter dan sistem keuangan terjaga. Ketiga, situasi sosial-politik yang kondusif.

Pada kenyataannya, saat ini situasi global masih belum baik-baik saja sehingga masih menunggu waktu yang tepat untuk menerapkan rencana tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini