Antisipasi El Nino, Jokowi Perintahkan Genjot Produksi Pertanian

Bisnis.com,10 Jul 2023, 14:04 WIB
Penulis: Akbar Evandio
Presiden Jokowi saat memberikan keterangan pers usai meninjau langsung ladang jagung yang ada di kawasan food estate, Desa Wambes, Kecamatan Mannem, Kabupaten Keerom, Papua, Kamis (6/7/2023). (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Menteri Pertanian (Mentan) dan Kementerian/Lembaga terkait untuk mengantisipasi ancaman El Nino.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi usai mengikuti Rapat Terbatas (Ratas) terkait dengan Peningkatan Produksi dan Hilirisasi Produk Pangan yang diadakan oleh Kepala Negara di Istana Negara, Senin (10/7/2023).

Arief mengatakan presiden memerintahkan Menteri Pertanian untuk meningkatkan produksi selama musim tanam dalam beberapa waktu ke depan seiring dengan kondisi cuaca masih mendukung dengan intensitas hujan yang sering turun.

“Jadi Pak Mentan diminta untuk menggenjot produksi, jadi mumpung masih ada hujan, kemudian boleh tanam, sehingga 110 hari kemudian kita masih punya beras,” katanya di kompleks Istana Kepresidenan, Senin (10/7/2023).

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa dalam ratas itu Jokowi juga meminta Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk memenuhi cadangan beras nasional dengan menyerap produksi petani dalam negeri.

Adapun, saat ini kebijakan pemerintah mengimpor 2 juta ton beras telah direalisasikan sebanyak 500.000 ton.

“Pak Budi Waseso sebagai Dirut Bulog ditugaskan untuk menyerap produksi petani. Untuk back up-nya yang 2 juta ton sudah diputuskan untuk direct impor beras, itu baru terealisasi 500.000 ton, yang 700.000 ton kemarin itu diambil dari panen dalam negeri,” tandas Arief.

Sebelumnya, Kepala Bapanas Arief Prasetyo mengatakan Bulog memiliki stok beras cadangan sebesar 605.924 ton.

Arief mengatakan, saat ini pengelolaan cadangan pangan sudah memiliki landasan regulasi yang kuat melalui Peraturan Presiden Nomor 125/2022.

Untuk mengantisipasi hal ancaman krisis pangan tersebut, Arief telah meminta Bulog menyiapkan sarana dan prasarana yang dimiliki untuk mengoptimalkan penyerapan produk petani pada saat panen terutama di wilayah sentra.

"Jadi Bulog dengan Modern Rice Miling Plant [MRMP]-nya yang ada di beberapa wilayah sentra produksi padi harus diisi dengan maksimal. Begitupula dengan Corn Dryer dan agar silo-silo tersebut mulai diisi, seperti di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat yang akan panen raya jagung itu menjadi momentum Bulog untuk mengoptimalkan penyerapan," jelas Arief dalam keterangan persnya, Kamis (6/7/2023).

Arief mengatakan meski serapan Bulog dalam negeri masih belum memenuhi target yang ditetapkan sebesar 2,4 juta ton, pihaknya meminta Bulog untuk terus menyerap beras dalam negeri.

Adapun importasi yang dilakukan merupakan alternatif terakhir dan terpaksa. Menurut dia, importasi merupakan pilihan terakhir dan opsi yang tersulit, sehingga sampai dengan semester I/2023, dari 2 juta ton target pengadaan dari luar negeri, baru terealisasi hanya sekitar 500.000 ton.

“Karena kita optimalkan serapan dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan cadangan beras pemerintah dan bahwa penyaluran bantuan pangan pemerintah berupa beras melalui penugasan Perum Bulog selama tiga bulan terakhir itu dipenuhi dari hasil penyerapan dalam negeri tersebut," terang Arief.

Sekadar informasi, Presiden Jokowi mengundang sejumlah menteri pada hari ini, Senin (10/7/2023) mulai dari Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri BUMN Erick Thohir, Kepala Bapanas, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, dan Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Ridwan
Terkini