Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan nilai tukar rupiah akan mencapai kisaran Rp15.000-Rp15.200 per dolar AS pada akhir 2023.
Secara rata-rata, nilai tukar rupiah berada pada level Rp15.071 per dolar AS pada semester pertama 2023.
Nilai tukar rupiah pada semester kedua 2023 dinilai masih berpotensi melemah dan bergerak pada kisaran Rp14.950-Rp15.400 per dolar AS.
“Dengan outlook nilai tukar Rp15.000-Rp15.250 [pada akhir 2023], agak melemah dari asumsi,” katanya dalam rapat kerja bersama dengan Badan Anggaran, Senin (10/7/2023).
Pada kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menyampaikan bahwa nilai tukar hingga awal Juli 2023 masih relatif terkendali meski cenderung mengalami pelemahan.
Menurutnya, nilai tukar rupiah masih memiliki ruang apresiasi sejalan dengan kondisi eksternal Indonesia yang tetap kuat.
“BI masih melihat ruang apresiasi nilai tukar rupiah masih ada di tengah surplus transaksi berjalan dan masuknya modal asing seiring dengan prospek ekonomi Indonesia yang kuat,” katanya.
Di samping kondisi eksternal yang tetap terjaga, Destry mengatakan perkembangan inflasi di dalam negeri juga terkendali, serta didukung dengan imbal hasil aset keuangan domestik yang tetap menarik.
BI pun, imbuhnya, terus memperkuat kebijakan stabilitas nilai tukar rupiah, khususnya melalui strategi triple intervention dan twist operation untuk mengendalikan inflasi barang impor dan memitigasi risiko rambatan pasar keuangan global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel