Aksi Korporasi Pengendali Dorong Harga Saham BGTG, BVIC, hingga MAYA ke Zona Hijau

Bisnis.com,17 Jul 2023, 06:32 WIB
Penulis: Fahmi Ahmad Burhan
Kantor pusat PT Bank Mayapada International Tbk. (MAYA) di Mayapada Tower, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan. / Dok. Bank Mayapada.

Bisnis.com, JAKARTA - Harga saham PT Bank Mayapada Internasional Tbk. (MAYA) dan PT Bank Ganesha Tbk. (BGTG) terpantau moncer dalam sepekan. Hal ini seiring dengan adanya aksi pembelian saham hingga suntikan modal oleh pengendali.

Berdasarkan data RTI Business, harga saham BGTG naik 5,38 persen pada penutupan perdagangan Jumat (14/7/2023) dan terparkir di level Rp98. Dalam sepekan harga saham BGTG naik 36,11 persen.

Kemudian, harga saham MAYA memang turun 0,85 persen pada penutupan perdagangan Jumat dan terparkir di level Rp580. Namun, dalam sepekan harga saham MAYA tercatat naik 23,4 persen.

Selain itu, harga saham PT Bank Victoria International Tbk. (BVIC) turun 2,31 persen pada penutupan perdagangan akhir pekan ini dan terparkir di level Rp127. Namun, dalam sepekan harga saham BVIC naik 16,51 persen.

Moncernya harga saham sejumlah bank kelas menengah ke bawah ini terjadi seiring dengan aksi suntikan modal para pengendalinya. Bank Mayapada atau MAYA misalnya telah mendapatkan suntikan dana Rp3 triliun dari taipan Dato' Sri Tahir selaku pemegang saham pengendali.

"Hal ini [suntikan dana] menimbulkan harapan baru bagi masa depan kinerja MAYA sehingga harga sahamnya melonjak signifikan," kata Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.

Aksi suntikan dana Tahir kepada MAYA terjadi pada akhir Juni 2023 sebagai bagian dari penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. 

Tahir sendiri saat ini menggenggam 29,89 persen saham Bank Mayapada melalui PT Mayapada Karunia Corporation. Kemudian, PT Mayapada Kasih Corporation memiliki porsi saham di MAYA sebesar 4,77 persen. Kepemilikan lainnya atas nama Tahir sendiri yakni 4,79 persen.

Di BGTG, dalam dua pekan terakhir pemegang sahamnya yang berasal dari Hongkong, Equity Global International Ltd. terpantau aktif memborong saham BGTG.

Berdasarkan laporan pemegang saham di atas 5 persen yang dicatatkan oleh PT Kustodian Sentral Efek (KSEI), Equity Global telah memborong saham BGTG sebanyak 3,32 miliar dalam dua pekan terakhir. Terbaru, investor Hongkong itu memborong 949,36 juta (949.363.400) lembar pada 11 Juli 2023.

Dengan sejumlah aksi borong saham itu, kepemilikan Equity Global di BGTG pun semakin tebal. Per 11 Juli 2023, Equity Global mempunyai 5,73 miliar (5.736.363.400) lembar kepemilikan di BGTG dengan porsi kepemilikan 23,93 persen. Sebelumnya, per 30 Juni 2023, Equity Global hanya memiliki 10,01 persen kepemilikan saham di BGTG.

Pemegang saham pengendali Bank Victoria, PT Victoria Investama Tbk. (VICO) juga aktif memborong saham BVIC. Jelang paruh pertama 2023, VICO telah memborong saham BVIC senilai Rp10,13 miliar.

Dalam langkah terbarunya mengacu keterbukaan informasi, VICO telah membeli saham BVIC sebanyak 94,17 juta (94.174.000) lembar pada 20 Juni 2023 di harga Rp95. Alhasil, dalam transaksi pembelian saham itu, VICO merogoh kocek sebesar Rp8,94 miliar.

"Tujuan transaksi adalah untuk pembelian dengan status kepemilikan saham langsung," tulis Direktur Utama Victoria Investama Aldo Jusuf Tjahja dalam keterbukaan informasi.

Melalui aksi borong saham itu, kepemilikan saham VICO di BVIC pun semakin menebal. Berdasarkan laporan pemegang saham di atas 5 persen Bank Victoria per 30 Juni 2023, Victoria Investama memiliki 7,01 miliar (7.010.537.747) lembar saham di BVIC dengan porsi kepemilikan mencapai 44,24 persen.

Kinerja Bertumbuh

Selain aksi para pemegang saham pengendalinya, bank-bank kelas menengah ke bawah ini pun mencatatkan kinerja yang moncer setidaknya hingga awal tahun ini. Bank Ganesha misalnya telah membukukan pertumbuhan laba dua kali lipat secara tahunan (year on year/yoy) ke level Rp6,13 miliar pada kuartal I/2023.

Bank Victoria tercatat membukukan laba bersih Rp46,10 miliar tumbuh 115 persen secara tahunan yoy dari posisi pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp21,47 miliar. 

Bank Mayapada memang mencatatkan penyusutan laba bersih 21,64 persen yoy menjadi Rp35,51 miliar per kuartal I/2023. Akan tetapi, aset bank naik 16,79 persen yoy menjadi Rp142,34 triliun dalam tiga bulan pertama tahun ini. Kredit bank juga naik 50,78 persen yoy menjadi Rp97,53 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini