Kinerja Moncer, Industri Mamin Dilirik Investor dari China dan India

Bisnis.com,18 Jul 2023, 23:47 WIB
Penulis: Widya Islamiati
Industri makanan dan minuman (mamin) tengah menjadi sektor yang dilirik oleh investor dari berbagai negara, seperti India dan China.

Bisnis.com, JAKARTA – Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) menyebutkan industri makanan dan minuman (mamin) tengah menjadi sektor yang dilirik oleh investor dari berbagai negara, seperti India dan China.

Ketua Umum Gapmmi Adhi S. Lukman menyebutkan, hal ini dikarenakan industri mamin mencatatkan pertumbuhan yang moncer, salah satunya dengan skor indeks kepercayaan industri (IKI) yang dirilis oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pada angka 61. 

Sebagai gambaran, IKI menggunakan angka 50 untuk netral. Nilai di atas garis tengah ini menunjukkan ekspansi. Sedangkan sebaliknya, saat indeks di bawah nilai 50 terjadi perlambatan atau kontraksi. 

Hal ini membuat industri mamin dipandang sebagai sektor yang memiliki prospek cukup bagus oleh investor dari mancanegara.

“Saya dihubungi beberapa calon investor dari sektor lain, bukan dari mamin. Mereka mau masuk ke industri mamin,” tutur Adhi di kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pada Selasa (18/7/2023).

Lebih lanjut Adhi menyebutkan, Gapmmi dalam hal ini akan membuka lebar peluang investasi tersebut, dikarenakan akan berdampak baik pada pertumbuhan kinerja industri mamin. 

Berdasarkan data dari National Single Window for Investment (NSWI) Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada kuartal/I2023, penanaman modal asing (PMA) di sektor makanan tercatat mencapai US$581,55 juta atau setara dengan Rp8,71 triliun (dengan kurs Rp14.986). 

Angka tersebut justru menurun sebesar 12,7 persen dibandingkan US$666,18 juta atau Rp9,98 triliun investasi asing pada kuartal yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).

Meskipun secara penanaman modal dalam negeri (PMDN) tercatat meningkat sebesar 17,9 persen. Pada kuartal I/2023 PMDN industri makanan tercatat sebesar Rp10,25 triliun sementara kuartal I/2022 sebesar Rp8,69 triliun.

Dalam catatan Bisnis pada Senin (30/1/2023) Adhi memproyeksikan pertumbuhan industri mamin pada 2023 ini sebesar 20 persen, terdiri dari PMA dan PMDN. 

Adhi menyebut optimismenya ini didorong oleh peningkatan nilai investasi pada 2022 lalu. Menurutnya, nilai investasi PMDN industri mamin meningkat 107 persen mencapai Rp54,9 triliun dari Rp26,5 triliun pada 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini