Rusia Gempur Pelabuhan Ukraina Setelah Menangguhkan Kontrak Biji-bijian Laut Hitam

Bisnis.com,21 Jul 2023, 20:26 WIB
Penulis: Rendi Mahendra
Kapal-kapal, termasuk yang membawa biji-bijian dari Ukraina dan menunggu inspeksi, terlihat berlabuh di lepas pantai Istanbul pada 2 November 2022 di Istanbul, Turki. Rusia menangguhkan partisipasinya dalam Prakarsa Biji-Bijian Laut Hitam yang didukung PBB pekan lalu dengan menyatakan tidak dapat menjamin keselamatan kapal sipil setelah serangan terhadap armada Laut Hitam Rusia. Bloomberg/ Getty Images

Bisnis.com, JAKARTA - Militer Rusia menargetkan pelabuhan Ukraina untuk meningkatkan ketegangan di sekitar Inisiatif Butir Laut Hitam dan konsesi yang tepat dari Barat, tulis Institute for the Study of War dalam laporannya pada 20 Juli.

Rudal Rusia menghantam kota pelabuhan Odesa selama tiga hari berturut-turut setelah penarikan Rusia dari Black Sea Grain Initiative, sebuah perjanjian yang memungkinkan Ukraina untuk terus mengekspor pasokan biji-bijian penting selama masa perang. Pejabat Ukraina melaporkan bahwa pelabuhan yang diserang berisi lebih dari satu juta ton makanan.

Diktator Rusia Vladimir Putin mengklaim pada 19 Juli bahwa dia akan bergabung kembali dengan kesepakatan biji-bijian dalam kondisi tertentu, termasuk penghapusan sanksi ekonomi dan kembalinya Rusia ke sistem perbankan SWIFT.

Kementerian Pertahanan Rusia juga mengumumkan pada 19 Juli bahwa mereka akan mempertimbangkan setiap kapal di pelabuhan Ukraina sebagai sasaran militer.

Moskow telah menandai ancamannya dengan serangan rudal. Serangan berulang terhadap infrastruktur pelabuhan dan biji-bijian Ukraina menunjukkan kesediaan Putin untuk menggunakan ketahanan pangan global sebagai alat tawar-menawar.

"Gangguan yang berkepanjangan terhadap logistik biji-bijian di Ukraina kemungkinan akan memiliki efek yang semakin berjenjang pada pasokan biji-bijian, menambah rasa urgensi yang ingin diciptakan oleh Kremlin," kata laporan ISW.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rendi Mahendra
Terkini