IHSG Diprediksi Menguat, Cek Saham ISAT, CPIN, LSIP, hingga RALS

Bisnis.com,24 Jul 2023, 08:30 WIB
Penulis: Szalma Fatimarahma
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (12/9/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan melanjutkan penguatan pada perdagangan Senin (24/7/2023). 

Tim Analis MNC Sekuritas memprediksi bahwa pergerakan IHSG hari ini akan berada pada rentang 6.954-7.013 usai berhasil ditutup menguat tipis 0,2 persen ke 6.880,802 pada perdagangan pekan lalu. 

“Posisi IHSG saat ini masih berada pada bagian dari wave iii dari wave (a) dari wave [iii], sehingga IHSG berpeluang melanjutkan penguatannya untuk menguji 6.954-7.013, terlebih jika mampu break area resistance terdekatnya di 6.931,” ujar mereka dalam riset harian yang dikutip Senin (24/7/2023). 

Namun demikian, tim analis mengimbau para investor untuk mewaspdai koreksi yang lebih dalam pada IHSG yang akan menguji di level 6.740-6.794 untuk membentuk wave iv dari wave  [i] dari wave [iii].  Adapun, IHSG hari ini memiliki level support di 6.783, 6.744 dan level resistance di 6.945, 7.090.

Beberapa saham yang direkomendasikan MNC Sekuritas untuk perdagangan hari ini, antara lain adalah ISAT, CPIN, LSIP, serta RALS. 

Sementara itu, investor tengah mengantisipasi langkah The Fed selanjutnya dalam pertemuan 26—27 Juli 2023.

“Tetap waspadai potensi pullback jika penguatan IHSG tertahan pada level psikologis 6.900. Oleh sebab itu, IHSG diperkirakan bergerak konsolidatif dalam rentang 6.830–6.900 pada Senin (24/7/2023),” tulis Phintraco Sekuritas dalam riset.

Dari eksternal, investor akan mencermati rilis kinerja keuangan perusahaan, terutama bank-bank besar di Eropa pada pekan depan. Investor juga menantikan pengumuman hasil pertemuan Bank Sentral Eropa dan The Fed di tengah pekan depan.

Sementara itu, China akan menerapkan langkah-langkah kebijakan secara komprehensif untuk menstabilkan mata uangnya. Yuan tercatat telah turun sekitar 4 persen secara tahunan terhadap dolar Amerika Serikat. Performa ini menempatkan yuan sebagai salah satu mata uang Asia dengan kinerja terburuk.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Pandu Gumilar
Terkini