Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah perusahaan pembiayaan (multifinance) alias leasing terus memburu pendanaan segar melalui aksi penerbitan obligasi atau surat utang. Padahal dalam periode yang sama, Bank Indonesia telah mengambil kebijakan menahan bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75 persen sejak awal tahun.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menjelaskan bahwa alasan perusahaan leasing lebih tertarik menerbitkan obligasi dibanding meminjam dari perbankan lantaran untuk menyeimbangkan biaya dana perusahaan. Pilihan ini juga mempertimbangkan imbal hasil yang lebih baik.
“Perusahaan pembiayaan menerbitkan obligasi itu mencari sumber pendanaan lain dari non-bank adalah untuk menyeimbangkan atau membuat average cost of fund menjadi lebih baik,” ungkap Suwandi saat ditemui di Wisma Bisnis Indonesia Jakarta, Selasa (25/7/2023).
Suwandi melihat rata-rata perusahaan pembiayaan yang gencar melakukan penerbitan obligasi berasal dari kalangan pelaku usaha jasa keuangan yang memiliki peringkat (rating) obligasi yang bagus, seperti rating Triple-A (AAA) maupun Double-A (AA).
“Karena mereka [perusahaan leasing] mempunyai rating yang sangat bagus dan memiliki competitive advantages, menawarkan imbal hasil kepada pemegang obligasi dengan suku imbal hasil yang dibandingkan dengan perbankan masih lebih baik daripada pinjam ke perbankan,” jelasnya.
Di samping itu, umumnya, lanjut Suwandi, rata-rata perusahaan pembiayaan yang menerbitkan obligasi merupakan perusahaan yang dimiliki oleh perbankan dengan kinerja keuangan yang apik. Hal ini yang kemudian berpengaruh pada peringkat suatu perusahaan pembiayaan.
Berdasarkan catatan Bisnis, emiten pembiayaan PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk. (WOMF) atau WOM Finance misalnya, telah menghimpun dana melalui aksi penerbitan obligasi berkelanjutan IV atau penawaran umum berkelanjutan (PUB) IV.
Aksi penggalangan dana segar itu dilaksanakan dalam tiga tahap pada periode 2020–2023. Masa penawaran berlangsung sampai dengan dua tahun telah berakhir pada 16 Juli 2023.
Direktur WOM Finance Cincin Lisa Hadi menyampaikan bahwa dalam aksi tersebut, emiten bersandi saham WOMF itu membidik dana segar senilai Rp5 triliun.
Jika dirinci, dana yang terhimpun dalam aksi PUB IV WOM Finance adalah senilai Rp2,3 triliun. Artinya, dana yang tidak terhimpun sebesar Rp2,7 triliun.
Kendati demikian, Cincin mengungkapkan bahwa target dana yang dibidik tidak terpenuhi dalam aksi penawaran umum dari target yang ditetapkan dikarenakan kondisi pasar.
“Khususnya pasar obligasi yang terdampak pandemi Covid-19 yang melanda sejak awal tahun 2020,” kata Cincin dalam keterbukaan informasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel