Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) Jahja Setiaatmadja mengungkapkan kredit korporasi hingga paruh pertama tahun ini tumbuh kurang optimal disebabkan sejumlah alasan.
BCA mencatatkan pertumbuhan kredit korporasi 5,1 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) mencapai Rp326,0 triliun pada semester I/2023. Namun, pertumbuhan kredit korporasi di BCA ini tergolong melambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya atau semester I/2022 yang naik 19,1 persen yoy.
"Kredit korporasi agak kurang baik dibandingkan sebelumnya. Hanya tumbuh 5,1 persen," kata Jahja dalam paparan kinerja BCA pada Senin (24/7/2023).
Menurutnya ada sejumlah faktor yang menyebabkan kinerja kredit korporasi kurang memuaskan. "Kalau tahun lalu proyek infrastruktur seperti jalan tol, pelabuhan, juga power plant cukup besar, bukan hanya swasta tapi juga BUMN. Sementara dari awal tahun hingga Juni tahun ini sektor itu kurang berkembang," ujarnya.
Faktor lainnya kredit investasi walau sudah mulai berkembang, tapi tidak semoncer tahun sebelumnya.
Selain itu, ia memperkirakan adanya faktor persiapan tahun politik atau pemilu yang membuat kredit korporasi melempem. "Mungkin mendekati pemilu banyak pengusaha wait and see. Meskipun pengalaman kita pemilu, tidak terjadi apa-apa, investasi juga ekonomi back to normal," tutur Jahja.
Sebagaimana diketahui, segmen kredit korporasi ini memang menjadi segmen yang diandalkan BCA. Porsi kredit korporasi terhadap keseluruhan kredit BCA pada semester I/2023 mencapai 44,3 persen.
BCA telah menyalurkan total kredit Rp735,9 triliun per Juni 2023, naik 9 persen yoy. Meski kredit korporasi melempem, pertumbuhan kredit BCA pada paruh pertama tahun ini didorong oleh pesatnya penyaluran kredit segmen konsumer.
Jenis kredit konsumer menjadi segmen dengan pertumbuhan kredit tertinggi, diikuti oleh kredit komersial dan UKM.
Peningkatan kredit konsumer ditopang oleh kredit pemilikan rumah (KPR) yang tumbuh 12 persen yoy menjadi Rp114,6 triliun, serta kredit kendaraan bermotor (KKB) yang naik 19,2 persen yoy menjadi Rp51,4 triliun.
Lalu, saldo outstanding kartu kredit di BCA tumbuh 15,4 persen yoy menjadi Rp14,6 triliun, sehingga total portofolio kredit konsumer naik 13,9 persen yoy menjadi Rp183,9 triliun. "Segmen kredit konsumer terus mencatatkan pertumbuhan, ditopang oleh hasil pelaksanaan BCA Expoversary 2023 yang ditutup pada akhir April lalu," ujar Jahja.
Sementara itu, kredit komersial dan UKM tumbuh 10,9 persen yoy mencapai Rp219,2 trilliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel