Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. atau Bank Banten (BEKS) masih membukukan rugi bersih sebesar Rp24,09 miliar pada semester I/2023.
Mengacu data keuangan yang dikutip Rabu (26/7/2023), kerugian Banten pada paruh pertama 2023 membaik dibanding dengan periode yang sama pada tahun lalu (year-on-year/yoy), yakni sebesar Rp83,2 miliar.
Untuk pendapatan bunga, emiten berkode saham BEKS pada Juni 2023 tercatat turun 2 persen menjadi Rp222,41 miliar dibandingkan semester I/2023 (yoy) yang tercatat Rp226,84 miliar.
Namun, perseroan mampu menahan beban bunga di angka Rp127,34 miliar atau turun 25 persen (yoy) dari sebelumnya Rp170,61 miliar.
Kendati demikian, kinerja Bank Banten dari sisi top line berhasil mencatatkan penghijauan. Pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) bank tumbuh 56 persen (yoy) menjadi menjadi Rp95,07 miliar dari Rp56,23 miliar.
Sepanjang semester I/2023, BEKS membukukan pendapatan operasional lainnya senilai Rp31,41 miliar atau turun dari periode sama tahun 2022 senilai Rp40,85 miliar.
Seiring dengan BEKS yang masih terus membukukan rugi, ekuitas bank tercatat terus mengalami pelemahan. Hingga Juni 2023, ekuitas turun ke Rp1,61 triliun dibandingkan akhir 2022, yakni senilai Rp1,64 triliun.
Melansir dari pemberitaan Bisnis, Bank Banten mengumumkan Muhammad Busthami telah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menjabat sebagai Direktur Utama Bank Banten sesuai salinan Keputusan Hasil Penilaian Kemampuan dan Kepatutan OJK sejak 25 Mei 2023.
Jika diakumulasikan dalam 8 tahun terakhir atau hingga akhir 2022, kerugian BEKS mencapai Rp2,89 triliun. Busthami mengatakan bank mempunyai semangat baru yang dicanangkan sejak 2023 untuk memperbaiki kinerja bisnis.
“Sejalan dengan itu, Bank Banten berupaya untuk terus memperbaiki kinerja keuangan dengan menyusutkan kerugian. Mulai dari strategi kredit, operasional, dan efisiensi biaya yang berkelanjutan,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel