BFI Finance (BFIN) Kantongi Laba Rp848,39 Miliar pada Semester I/2023

Bisnis.com,27 Jul 2023, 14:58 WIB
Penulis: Rika Anggraeni
Ilustrasi leasing kendaraan bermotor./ Dok Freepik


Bisnis.com
, JAKARTA — Emiten pembiayaan PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN) dan entitas anak membukukan laba periode berjalan senilai Rp848,39 miliar pada paruh pertama 2023.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di Harian Bisnis Indonesia edisi Kamis (27/7/2023), laba BFI Finance meningkat 2,35 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp828,92 miliar.

Dari sana, emiten bersandi saham BFIN itu mengalami pertumbuhan piutang pembiayaan sebesar 31,36 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Posisinya meningkat dari Rp2,3 triliun pada Juni 2022 menjadi Rp3,02 triliun pada enam bulan pertama 2023.

Alhasil, BFI Finance mampu mengantongi total pendapatan senilai Rp3,19 triliun pada semester I/2023, atau naik 30,34 persen yoy dari sebelumnya hanya bernilai Rp2,45 triliun.

Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono menuturkan bahwa pertumbuhan pendapatan BFI Finance dipengaruhi oleh peningkatan penyaluran pembiayaan dan sumber pendanaan yang lebih kompetitif.

Sudjono menuturkan bahwa performa perusahaan pada semester I/2023 didukung oleh pertumbuhan ekonomi domestik yang kondusif. Menurutnya, sektor multifinance bergerak positif di tengah semakin meningkatnya permintaan masyarakat dalam mendapatkan kemudahan fasilitas pembiayaan. 

Pada enam bulan pertama tahun ini, BFIN mencatat nilai pembiayaan baru sebesar Rp10,3 triliun, atau meningkat 20,8 persen yoy. Dari sana, sebanyak 61,0 persen untuk pembiayaan modal kerja, multiguna sebesar 22,6 persen, investasi 14,5 persen, dan syariah 1,9 persen.

Lebih lanjut, Sudjono mengungkapkan BFI Finance tetap konsisten menjaga risiko kredit yang tercermin dari rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) neto di level 0,79 persen per Juni 2023, sementara NPF bruto di level 1,94 persen.

“Rasio ini tercatat lebih baik dibandingkan NPF bruto rata-rata industri pembiayaan yang mencapai 2,63% per Mei 2023,” kata Sudjono dalam keterangan tertulis.

Indikator kesehatan lainnya, seperti rasio return-on-asset (ROA) dan return-on-equity (ROE) masing-masing berada di posisi 8,7 persen dan 18,6 persen.

Sementara itu, portofolio produk pembiayaan BFI Finance masih didominasi oleh refinancing atau pembiayaan dengan collateral (jaminan) di mana bisnis ini telah dijalankan Perusahaan selama lebih dari 15 tahun. 

Adapun, total piutang pembiayaan yang dikelola (managed receivables) tercatat senilai Rp22,4 triliun. Rinciannya, porsi pembiayaan berjaminan kendaraan roda empat sebesar 56,5 persen, alat berat dan permesinan sebesar 13,5 persen, dan pembiayaan untuk pembelian unit kendaraan roda empat bekas dan baru masing-masing porsi sebanyak 9 persen dan 2,9 persen.

Diikuti dengan porsi pembiayaan berjaminan kendaraan roda dua sebesar 10,9 persen, pembiayaan berjaminan sertifikat rumah/ruko sebesar 3,9 persen, dan pembiayaan berbasis syariah sebesar 3,3 persen.

Sementara itu, total beban yang ditanggung BFI Finance juga terpantau menanjak 50,70 persen yoy dari Rp1,43 triliun menjadi Rp2,15 triliun.

Sampai dengan akhir Juni 2023, total aset BFI Finance mengalami pertumbuhan sebesar 14,81 persen yoy. Dengan demikian, total aset perusahaan naik dari Rp21,93 triliun menjadi Rp25,17 triliun.

“Pertumbuhan aset ini sejalan dengan naiknya piutang bersih [net receivables] sebesar 31,8 persen yoy dengan nilai Rp21 triliun,” imbuhnya.

Kemudian, total liabilitas yang ditanggung BFIN naik 22 persen yoy menjadi Rp16,07 triliun. Di sisi lain, perusahaan mampu meningkat ekuitas menjadi Rp9,1 triliun dari sebelumnya hanya Rp8,75 triliun, atau naik 3,98 persen yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini