Bisnis.com, JAKARTA - Pernyataan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengenai perlambatan penyaluran kredit tak dapat disangkal, pasalnya ini tercermin dari pertumbuhan penyaluran kredit dalam sejumlah perbankan pada Juni 2023.
Berdasarkan data dari BI, pertumbuhan kredit perbankan terbilang rendah, hanya sebesar 7,76 persen tahunan year on year (yoy) pada paruh pertama 2023, jauh dari perkiraan 9 hingga 11 persen. Pertumbuhan ini juga merupakan yang terendah sepanjang tahun.
“Kredit atau pembiayaan perbankan tumbuh melambat karena menurunnya permintaan kredit dari dunia usaha,” ujarnya dalam pengumuman Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada Selasa (25/7/2023).
Hal ini pun disetujui oleh Senior Faculty dari Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin bahwa pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung tidak sepenuhnya dapat membujuk para pebisnis untuk meningkatkan permintaan kredit.
“Mereka masih wait and see dalam meningkatkan rencana investasinya ke depan. Kredit yang paling banyak diminati adalah modal kerja, lalu sebagian lainnya dipicu oleh proyek-proyek pembangunan infrastruktur,” katanya pada Bisnis, Rabu (26/7/2023).
Penyaluran Kredit BCA Tumbuh 9 Persen
PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) atau BCA misalnya, yang mencatatkan pertumbuhan kredit yang melambat menjadi 9 persen yoy menjadi Rp735,9 triliun pada Juni 2023.
Capaian ini menurun dibandingkan dengan kuartal I/2023, di mana penyaluran kredit bank tumbuh 12 persen yoy sebesar Rp713,82 triliun
Berdasarkan analyst meeting BCA yang dikutip (28/7), hingga Juni 2023, kredit konsumer menjadi segmen dengan porsi pertumbuhan kredit tertinggi, diikuti oleh kredit komersial dan UKM.
Peningkatan kredit konsumer ditopang oleh KPR yang tumbuh 12 persen yoy menjadi Rp114,6 triliun, serta KKB yang naik 19,2 persen yoy menjadi Rp51,4 triliun.
Meskipun terjadi perlambatan, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) Jahja Setiaatmadja mengungkapkan BCA masih menargetkan pertumbuhan kredit di level 9-12 persen pada tahun ini.
"Katakanlah year end misalnya, ada peningkatan pesat terutama dari korporasi, ya," ujar Jahja saat paparan kinerja semester I/2023, Senin (24/7/2023).
BBNI Catat Pertumbuhan Kredit 4,9 Persen
PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) atau BNI turut mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit hanya sebesar 4,9 persen menjadi Rp 650,8 triliun pada semester I/2023.
Sebelumnya pada kuartal I/2023, bank pemerintah ini mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 7,2 persen yoy sebesar Rp634,3 triliun.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyampaikan pihaknya akan fokus pada penguatan likuiditas guna menopang akselerasi penyaluran kredit pada semester berikutnya
"Tentu ada ruang untuk tumbuh lebih baik lagi dan akan kami akselerasi di semester kedua," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (25/7/2023).
BBTN Bukukan Pertumbuhan Penyaluran Kredit 6,52 Persen
Hal serupa pun terjadi pada PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) atau BTN yang mencatatkan pertumbuhan kredit menjadi Rp308 triliun tumbuh 7,52 persen per semester I/2023.
Pertumbuhan itu turun dibanding pada kuartal I/2023 yang tercatat sebesar 8,16 persen sebesar Rp299,74 triliun
Saat ini, penyaluran kredit perumahan atau jenis kredit pemilikan rumah (KPR) masih mendominasi total pembiayaan perseroan pada semester I/2023.
Nilai penyaluran KPR di BTN hingga akhir Juni 2023 mencapai Rp269,48 triliun, tumbuh 6,97 persen yoy. Porsi KPR terhadap total penyaluran kredit di BTN mencapai 87,59 persen.
KPR subsidi berkontribusi paling besar dengan nilai mencapai Rp152,17 triliun tumbuh 10,86 persen yoy.
Sementara KPR non subsidi tumbuh 6,49 persen menjadi Rp90,83 triliun pada semester I/2023.
Kemudian, nilai kredit non perumahan seperti kredit korporasi dan konsumer di BTN mencapai Rp38,18 triliun, tumbuh 11,53 persen yoy. Porsi kredit non perumahan ini terhadap keseluruhan mencapai 12,41 persen.
Dari jumlah tersebut KPR Subsidi pada semester I/2023 masih menjadi kontribusi terbesar dengan nilai mencapai Rp 152,17 triliun tumbuh 10,86 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 137,25 triliun.
Sedangkan KPR Non Subsidi tumbuh 6,49 persen menjadi Rp90,83 triliun pada semester I/2023 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp85,30 triliun.
PNBN Tumbuh 5,67 Persen
PT Bank Panin Tbk. (PNBN) pun menyalurkan kredit yang tumbuh 5,67 persen yoy menjadi Rp138,96 triliun dalam enam bulan pertama tahun ini.
Pertumbuhan ini turun tipis dibanding kuartal I/2023, di mana Bank Panin mencatatkan penyaluran kredit 11,91 persen yoy sebesar Rp138,66 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel