Kredit Bank DKI Tembus Rp50,1 Triliun per Semester I/2023, Naik 14,8 Persen

Bisnis.com,28 Jul 2023, 13:50 WIB
Penulis: Feni Freycinetia Fitriani
Nasabah melakukan transaksi di salah satu kantor cabang Bank DKI di Jakarta, Rabu (14/8/2019). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Bank DKI mencatat penyaluran kredit dan pembiayaan mencapai Rp50,11 triliun sepanjang semester I/2023. Kinerja kredit mengalami kenaikan 14,82 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari sebelumnya atau semester I/2022 sebesar Rp43,64 triliun.

Direktur Utama Bank DKI Fidri Arnaldy mengatakan pertumbuhan penyaluran kredit dan pembiayaan Bank DKI ini lebih baik dari pertumbuhan kredit dan pembiayaan secara nasional berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga April 2023 yang tumbuh sebesar 8,26 persen.

"Kinerja Bank DKI juga lebih baik dari rata-rata pertumbuhan kredit dan pembiayaan BPD yang tumbuh sebesar 10,07 persen," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (28/7/2023).

Dia mengatakan kinerja positif ini didorong pertumbuhan penyaluran kredit tahunan (yoy) pada seluruh segmen, dengan fokus pada bidang UMKM. Pertumbuhan yang signifikan terjadi pada kredit ritel yang tumbuh sebesar 74,46 persen menjadi Rp1,43 triliun pada Juni 2023 (yoy), dari posisi Rp821,54 miliar pada Juni 2022,”

Kredit mikro melesat 52,50 persen menjadi Rp2,98 triliun pada Juni 2023 (yoy), dari posisi Rp1,95 triliun pada Juni 2022. Selain itu, kredit konsumer juga mencatat pertumbuhan positif sebesar 14,23 persen menjadi Rp20,94 triliun pada Juni 2023.

Kredit sindikasi juga mencatatkan pertumbuhan 33,48 persen menjadi Rp6,62 triliun pada Juni 2023 (yoy), dari posisi Rp4,96 triliun pada Juni 2022. Penyaluran pembiayaan untuk segmen syariah juga tumbuh 10,19 persen menjadi sebesar Rp7,82 triliun pada Juni 2023.

“Seiring dengan peningkatan penyaluran kredit dan pembiayaan tersebut turut mendorong peningkatan aset Bank DKI sebesar 12,08 persen hingga menjadi Rp82 triliun pada Juni 2023 [yoy], dari posisi Rp73,17 triliun tahun sebelumnya,” jelasnya.

Dalam strategi ekspansi kredit, Fidri mengatakan Bank DKI memprioritaskan pengelolaan risiko yang efektif, pengaturan portofolio kredit yang berorientasi pada segmen UMKM dan pengawasan secara ketat untuk memastikan kualitas aset yang optimal.

Rasio Non Performing Loan (NPL) Gross mengalami perbaikan menjadi 1,90 persen (yoy) pada kuartal II/2023 dari periode yang sama tahun sebelumnya 2,26 persen.

Selain itu, Bank DKI juga melakukan mitigasi potensi risiko seiring dengan pertumbuhan kredit dengan menjaga Coverage Ratio sebesar 219,16 persen.

Terhadap berbagai pencapaian tersebut, Bank DKI masih membukukan laba bersih sebesar Rp477,88 miliar per Juni 2023 (yoy). Angka tersebut turun dibandingkan di periode Juni 2022 yang tercatat sebesar Rp504,89 miliar.

Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI Romy Wijayanto menjelaskan untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 9,91 persen menjadi Rp66,75 triliun pada Juni 2023 (Yoy), dari Rp60,73 triliun per Juni 2022.

Pertumbuhan DPK didominasi pertumbuhan dana murah (CASA) kuartal II/2023, dengan giro tumbuh 5,03 persen menjadi sebesar Rp15,2 triliun pada Juni 2023, dari sebelumnya Rp14,47 triliun di Juni 2022, sedangkan tabungan tumbuh 10,75 persen menjadi Rp10,83 triliun, dari sebelumnya Rp9,78 triliun di Juni 2022.

Loan to Deposit Ratio (LDR) naik pada level 75,06 persen pada Juni 2023, dibanding sebelumya 71,86 persen di Juni 2022. Sedangkan untuk rasio lainnya, ROE terjaga di 9,86 persen, ROA menjadi 1,56 persen dan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) stabil di 78,39 persen.

Adapun untuk pendapatan bunga Bank DKI hingga Juni 2023 tumbuh sebesar 22,47 persenmenjadi Rp2,64 triliun, dari Rp2,16 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.

Di sisi lain seiring tren peningkatan suku bunga perbankan, beban bunga Bank DKI juga mengalami peningkatan sebesar 76,82 persen menjadi sebesar Rp1,29 triliun pada Juni 2023, dari Rp728,03 miliar di Juni 2022.

“Tren kenaikan suku bunga serta pengetatan likuiditas yang dilakukan oleh Bank Sentral, diantisipasi oleh Bank DKI dengan strategi manajemen likuiditas diantaranya menjaga kualitas dan yield kredit pada level yang sehat untuk mengimbangi biaya dana,” jelas Romy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini