Duduk Perkara Penghentian Kredit Bank Mandiri ke Pegawai BUMN Karya

Bisnis.com,30 Jul 2023, 13:41 WIB
Penulis: Arlina Laras
Karyawan melintasi logo Mandiri Tunas Finance di Jakarta, Selasa (18/1/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Perhatian publik terus tertuju pada viralnya kabar soal PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), yang disebut menghentikan pengajuan kredit kendaraan bermotor bagi pegawai di tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya.

Awalnya, informasi ini sendiri pertama kali beredar di media sosial Ronald A. Sinaga dengan akun Instagram @brorondm, yang mengunggah tangkapan layar berisi email dari Mandiri Tunas Finance (MTF) pada Kamis (20/7/2023). 

"Gila-gila... dapet email kayak gini, dapet bocoran kayak gini, luar biasa. Sesama BUMN aja udah nggak bisa mendukung, nggak bisa percaya sampai keluar email seperti ini," ucap Ronald.

Surat bernomor 033/SPb/MTF/VI/2023 dan terbit pada 27 Juni 2023 itu memperlihatkan penghentian pembiayaan untuk pegawai PT Wijaya Karya, PT Amarta Karya, dan PT Waskita Karya, serta anak perusahaan dan seluruh afiliasinya. 

MTF menyebutkan akan melakukan penghentian pembiayaan untuk pegawai 3 perusahaan BUMN Karya tersebut dan ditujukan untuk seluruh kantor cabang, kantor regional dan kantor pusat. 

Adapun, perintah tersebut merupakan turunan dari surat yang dikeluarkan oleh Bank Mandiri perihal penghentian pembiayaan joint financing kendaraan bermotor nomor MNR.CCA/100/2023.

"Berdasarkan surat dari PT Bank Mandiri [Persero] Tbk nomor MNR.CCA/100/2023 perihal Penghentian Pembiayaan Joint Financing Kendaraan Bermotor antara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan ****** untuk pegawai PT Wijaya Karya, PT Amarta Karya, dan PT Waskita Karya serta anak perusahaan dan seluruh afiliasinya," sebut surat tersebut. 

Terdapat tiga poin inti yang disampaikan dalam surat tersebut. Pertama, penghentian pembiayaan untuk pegawai Wijaya Karya, Amarta Karya, dan Waskita Karya, serta anak perusahaan dan afiliasinya serta Customer Asset Purchase (CAP).  

Kedua, penghentian pembiayaan tersebut berlaku untuk debitur yang berstatus pegawai tetap maupun kontrak. 

Ketiga, akan dilakukan penguncian sistem agar calon debitur eksisting yang berprofesi pegawai di grup perusahaan tersebut tidak dapat dibiayai.

Tanggapan Bank Mandiri

Bisnis pun telah melakukan konfirmasi kepada Bank Mandiri tentang viralnya isu penyetopan pembiayaan atau kredit untuk pegawai di 3 BUMN karya,

VP Corporate Communication Bank Mandiri Ricky Andriano mengatakan hal ini dilakukan sebagai bagian dari praktik prudential banking, di mana pihaknya memastikan kehatian-hatian dalam penyaluran kredit agar tidak terjadi kesalahan dalam pengelolaan dana nasabah. 

“Terkait isu penghentian pembiayaan joint financing kendaraan bermotor antara Bank Mandiri dan pihak lain kepada 3 BUMN Karya yang dimaksud dalam unggahan konten tersebut, dapat kami sampaikan Bank Mandiri merupakan perusahaan yang konsisten menerapkan tata kelola perusahaan yang baik,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Jumat (28/7/2023). 

Dia mengatakan Mandiri secara konsisten menerapkan tata kelola perusahaan yang baik alias good corporate governance (GCG), sesuai best practice manajemen risiko yang berlaku di industri perbankan.

Menurutnya, langkah ini dapat melindungi debitur dan stakeholder lain yang terkait serta mencegah hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.  

Ricky menegaskan Bank Mandiri akan terus meninjau kebijakan sesuai perkembangan terkini. Bahkan, apabila, kondisinya sudah membaik, pihaknya akan kembali menyalurkan pembiayaan yang dibutuhkan sesuai fungsi intermediasi perbankan.

WIKA Punya Utang Terbesar ke BMRI

Melansir dari Bisnis, emiten BUMN karya PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) sendiri tengah melakukan penundaan pembayaran utang bank dan lembaga keuangan lainnya dalam rangka memperbaiki struktur keuangan WIKA secara jangka panjang. 

Corporate Secretary WIKA Mahendra Vijaya mengatakan emiten konstruksi plat merah tersebut sedang mengajukan standstill atas fasilitas pokok dan bunga kepada perbankan. 

Tujuannya agar memperbaiki struktur keuangan jangka panjang akibat adanya pinjaman yang belum memberikan imbal hasil.

“Adanya pinjaman untuk pendanaan pada investasi jangka panjang yang saat ini belum dapat memberikan return bagi perusahaan, sehingga beban atas pendanaan tersebut menurunkan laba bersih WIKA,” ujar Mahendra kepada Bisnis, beberapa waktu lalu (17/5/2023). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  1. 1
  2. 2
Tampilkan semua
Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini