Bisnis.com, JAKARTA — PT Jasa Raharja membukukan total premi bruto senilai Rp2,18 triliun pada enam bulan pertama 2023. Raihan premi bruto perusahaan meningkat 7,56 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,03 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di Harian Bisnis Indonesia edisi Senin (31/7/2023), perolehan premi bruto Jasa Raharja berasal dari premi penutupan langsung yang meningkat 7,89 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Posisinya naik dari Rp2,06 triliun menjadi Rp2,22 triliun.
Sementara itu, pendapatan underwriting Jasa Raharja juga tumbuh 70,70 persen secara tahunan. Posisinya naik dari Rp1,28 triliun pada 30 Juni 2022 menjadi Rp2,18 triliun pada periode yang sama 2023.
Lalu, pada enam bulan pertama 2023, beban klaim bruto yang ditanggung Jasa Raharja menanjak 8,13 persen yoy menjadi Rp1,47 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,36 triliun. Meskipun demikian, beban klaim Jasa Raharja mencapai Rp1,53 triliun, atau melonjak 149 persen yoy dari Rp614,74 miliar.
Alhasil, Jasa Raharja mengalami penurunan laba setelah pajak menjadi Rp746,75 miliar pada semester I/2023. Laba perusahaan turun tipis 0,12 persen yoy dari semula Rp747,65 miliar.
Sepanjang tahun berjalan, Jasa Raharja mencatatkan penyusutan total aset sebesar 4,78 persen secara year-to-date (ytd) menjadi Rp15,74 triliun. Perinciannya, total liabilitas turun 33,82 persen ytd menjadi Rp3,16 triliun dengan total ekuitas tumbuh 7,02 persen ytd menjadi Rp12,57 triliun pada 30 Juni 2023.
Beralih ke rasio kesehatan keuangan, Jasa Raharja mencatatkan rasio pencapaian solvabilitas (risk-based capital/RBC) berada di level 770,95 persen per 30 Juni 2023. Rasio perusahaan meningkat jika dibandingkan dengan periode yang sama 2022 di level 735,37 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel