Ekonom Prediksi Badai PHK Fintech Masih Berlanjut

Bisnis.com,01 Agt 2023, 06:35 WIB
Penulis: Pernita Hestin Untari
Ilustrasi fintech. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom menilai platform financial technology (fintech) lending terus mengalami tekanan dari eksternal, termasuk kenaikan suku bunga dan penurunan modal institusi luar negeri yang tersedia untuk pendanaan. Oleh karena itu, efisiensi atau PHK karyawan di sektor fintech P2P lending diprediksi masih berlangsung.

Tidak hanya faktor kenaikan suku bunga regulasi juga semakin ketat mengatur fintech lending. Ekonom dan Direktur Center of Economic & Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan tekanan juga datang dari naiknya pembiayaan bermasalah terutama pinjaman konsumtif. 

Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Mei 2023, jumlah kredit macet atau tingkat wanprestasi (TWP) 90 fintech lending meningkat 3,36 persen atau mencapai Rp1,72 triliun. 

“Kondisi ini menimbulkan beban bagi fintech sehingga langkah utama yang dilakukan adalah efisiensi karyawan dan downsizing usaha secara ekstrem,” kata Bhima kepada Bisnis, Senin (31/7/2023). 

Bhima pun memprediksi bahwa fase konsolidasi atau efisiensi pada industri fintech lending kemungkinan akan berlanjut sampai 2024. Terutama juga karena adanya isu soal pengendalian risiko dan seleksi calon peminjam atau borrower. 

Menurut Bhima untuk proses layoff yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai bagian analis pembiayaan atau bagian credit scoring jadi bagian yang paling banyak di layoff. 

“Karena bagian tersebut masih dibutuhkan untuk memitigasi risiko pembiayaan ke depan,” katanya. 

Akseleran PHK Karyawan

PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk. (AKSL) atau Akseleran sebelumnya melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sejumlah karyawan setelah menunda rencana penawaran perdana umum saham (initial public offering/IPO) yang sedianya dilakukan pada 9 Agustus 2023.

Group CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Nikolas Tambunan mengatakan pihaknya melakukan restrukturisasi internal melalui pemberhentian hubungan kerja kepada kurang lebih 60 karyawan. 

“Restrukturisasi internal ini bertujuan agar Group Akseleran berada di kondisi yang optimal untuk dapat menjalankan kegiatan usahanya dengan lebih efektif dan efisien,” kata Ivan dalam keterangan yang diterima Bisnis, Jumat (28/7/2023).

Dia menyebutkan bahwa ini bukan merupakan jalan pintas yang diambil perusahaan. Pihaknya telah melakukan berbagai upaya lainnya untuk meningkatkan kinerja keuangan sejak 2020, termasuk meningkatkan pendapatan usaha secara substansial sebesar 105 persen pada 2020, 117 persen pada 2021, dan 80 persen pada 2022, serta mengelola biaya secara efisien pada saat yang sama.

“Restrukturisasi internal ini merupakan restrukturisasi internal pertama yang perusahaan lakukan sejak beroperasi pada 2017,” kata Ivan.

Ivan mengatakan pihaknya akan memastikan setiap karyawan yang mengalami dampak restrukturisasi akan menerima kompensasi sesuai haknya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

“Perusahaan juga akan memberikan dukungan finansial, profesional, perpanjangan asuransi kesehatan, memberikan laptop, serta arrangement kerja yang fleksibel agar mereka dapat melakukan transisi dan melanjutkan karir ke depannya,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini