Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat Industri pinjaman online atau financial technology (fintech lending) kembali membukukan laba bersih senilai Rp450,51 miliar pada semester I/2023.
Kondisi itu berbeda jika dibandingkan dengan posisi Juni 2022. Pasalnya, kala itu, industri fintech lending masih harus menanggung rugi bersih senilai Rp146,23 miliar.
Jika dikalkulasikan sejak Januari 2023–Juni 2023, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat industri fintech lending mampu meraup laba bersih hingga Rp1,45 triliun. Adapun, raihan laba tertinggi terjadi pada posisi akhir Juni 2023.
Data Statistik Fintech Lending edisi Juni 2023 yang dipublikasikan OJK pada Jumat (28/7/2023) menunjukkan laba senilai Rp450,51 miliar pada Juni 2023 berasal dari total pendapatan operasional yang mencapai Rp5,67 triliun, atau meningkat 48,03 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp3,83 triliun.
Perinciannya, pos pendapatan atas pengembalian pinjaman mengalami pertumbuhan dua digit sebesar 55,14 persen secara tahunan dari Rp3,06 triliun menjadi Rp4,75 triliun.
Begitu pula dengan pos pendapatan atas pemberian pinjaman menjadi Rp797,98 miliar, naik 12,21 persen yoy dari sebelumnya Rp711,17 miliar. Serta, pos pendapatan atas denda yang menanjak 110,60 persen yoy dari Rp58,65 miliar menjadi Rp123,51 miliar.
Sementara itu, total beban operasional yang ditanggung penyelenggara fintech lending menanjak 24,74 persen pada semester I/2023. Alhasil, beban operasional naik dari Rp3,94 triliun pada Juni 2022 menjadi Rp4,92 triliun pada periode yang sama tahun ini.
Sampai dengan akhir Juni 2023, OJK mencatat terdapat 102 pemain fintech lending dengan total aset yang direngkuh mencapai Rp6,82 triliun. Total aset yang dibukukan industri ini meningkat 43,62 persen yoy dari sebelumnya hanya mencetak Rp4,75 triliun.
Lalu, total liabilitas yang ditanggung juga naik 75,45 persen yoy menjadi Rp3,48 triliun. Sedangkan untuk total ekuitas juga tumbuh 20,80 persen yoy menjadi Rp3,34 triliun.
Perbaikan kinerja yang terjadi di industri fintech lending pada enam bulan pertama 2023 juga sejalan dengan indikator kesehatan keuangan. Hal ini tercermin dari rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang semakin efisien, yakni di level 86,70 persen pada Juni 2023. Rasio BOPO ini membaik dibandingkan bulan sebelumnya di angka 87,13 persen.
Sementara itu, rasio tingkat keberhasilan 90 hari (TKB90) secara agregat berada di level 96,71 persen. Artinya, tingkat wanprestasi 90 hari (TWP90) alias tingkat kredit macet di industri fintech lending mencapai 3,29 persen pada akhir Juni 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel