Pakai Motor Listrik, Asosiasi Driver Ojol Sebut Pendapatan Malah Turun

Bisnis.com,01 Agt 2023, 09:55 WIB
Penulis: Lorenzo Anugrah Mahardhika
Pengemudi ojek daring atau ojek online (Ojol) menunggu penumpang melintas di kawasan Monumen Nasional, Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pengemudi Ojek Online Garda Indonesia tak sependapat dengan pernyataan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang menyebut bahwa penggunaan sepeda motor listrik berdampak pada meningkatnya pendapatan pengemudi ojek online (ojol).

Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Online Garda Indonesia Igun Wicaksono menyebut, pernyataan Menhub tersebut tidak tepat. Dia menjelaskan, fakta yang terjadi di lapangan saat ini bertolak belakang dengan pernyataan Budi Karya. 

Dia bahkan menyebut pendapatan ojol justru menurun sejak pemerintah giat mempromosikan penggunaan sepeda motor listrik bagi masyarakat.

Igun menuturkan, sepeda motor listrik memang lebih hemat dari sisi biaya operasional atau operational expenditure (opex). Hal ini karena pengemudi ojek online tidak perlu mengisi dan membeli bahan bakar minyak (BBM). 

Namun, menurutnya, penggunaan motor listrik ternyata lebih menurunkan produktivitas pengemudi ojol. Bahkan, dia menyebut, pendapatan pengemudi ojek online dengan motor listrik bahkan bisa turun hingga 30-40 persen dibandingkan saat menggunakan sepeda motor konvensional berbahan bakar bensin. 

"Kami tidak setuju dengan klaim pemerintah tersebut yang menyatakan pendapatan ojol lebih baik dengan sepeda motor listrik," jelasnya saat dihubungi, Selasa (1/8/2023).

Menurut Igun, ada beberapa alasan yang menyebabkan pendapatan ojol justru menurun saat menggunakan sepeda motor listrik. Dia mengatakan, produktivitas operasional saat menggunakan sepeda motor listrik dominan hanya dapat mengambil order terbatas pada pengantaran makanan dan barang ukuran kecil. 

Dia menuturkan, kebanyakan sepeda motor listrik saat ini tidak bisa membawa penumpang sehingga menghilangkan order dari penumpang.

Selain itu, infrastruktur penunjang seperti fasilitas pengisian ulang baterai sepeda motor listrik masih terbatas atau jarang didapati. Igun memang menyebut ada beberapa lokasi battery swap station atau stasiun penggantian baterai sepeda motor listrik. 

Meski demikian, kata Igun, saat penggantian atau penukaran ternyata baterai yang ada masih belum terisi penuh, sedangkan baterai yang akan ditukar sudah habis. Hal ini sangat mengganggu produktivitas pengemudi ojek online sehingga baterai cepat habis dan harus bolak balik ke lokasi battery swap station

"Hal ini otomatis menurunkan pendapatan driver ojol karena waktu hilang hanya untuk menunggu baterai sepeda motor listrik agar dapat terisi. Potensi pendapatan dari order yang tidak dapat diambil selagi menunggu baterai terisi pun turut hilang," jelas Igun. 

Selain itu, Igun juga menyoroti adanya opsi bagi pengemudi ojol untuk menyewa sepeda motor listrik. Namun, dia mengatakan, hal ini memberatkan driver ojol karena para pengemudi harus menyeimbangkan antara mencari nafkah dan membayar beban biaya sewa sepeda motor listrik yang harus sehingga produktivitas pengemudi ojol akan terganggu. 

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut bahwa penggunaan motor listrik berdampak pada meningkatnya pendapatan pengemudi ojol seiring dengan turunnya biaya operasional.

Budi Karya menjelaskan, moda motor listrik merupakan salah satu langkah game changer untuk meraih target pengurangan emisi. Dia juga menyebut, hal ini juga berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat, seperti pengemudi ojol.

Dia menuturkan, salah satu keuntungan yang didapatkan dari penggunaan motor listrik adalah penurunan biaya operasional yang dikeluarkan masyarakat dan pengemudi ojek online.

"Kalau dengan kendaraan listrik pengeluaran operasional turun separuh, berarti pendapatannya naik," kata Budi Karya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Denis Riantiza Meilanova
Terkini