Bisnis.com, JAKARTA – Emiten BUMN Karya, PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) membukukan peningkatan laba bersih meski pendapatan turun menjadi Rp8,04 triliun sepanjang semester I/2023.
Berdasarkan laporan keuangan, PTPP membukukan penurunan pendapatan sebesar 11 persen menjadi Rp8,04 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp9,02 triliun.
Raihan pendapatan tersebut ditopang oleh jasa konstruksi sebesar Rp6,42 triliun turun dibandingkan dengan semester I/2022 yang tercatat sebesar Rp7,13 triliun.
Kemudian segmen properti dan real estate tercatat sebesar Rp391,14 miliar, segmen EPC sebesar Rp930,14 miliar, segmen energi tercatat sebesar Rp76,64 miliar, persewaan peralatan tercatat sebesar Rp65,90 miliar, pendapatan keuangan atas konstruksi aset aset keuangan konsesi sebesar Rp142,25 miliar serta segmen pracetak sebesar Rp19,35 miliar.
Seiring dengan penurunan pendapatan usaha, beban pokok juga ikut berkurang menjadi Rp6,90 triliun atau turun 11 persen. Alhasil laba kotor tercatat sebesar Rp1,14 triliun atau turun 6,65 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1,22 triliun.
Kemudian, laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp96,41 miliar atau naik 10,87 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp86,96 miliar.
Sementara itu, liabilitas PTPP tercatat turun tipis menjadi Rp42,72 triliun dari periode Desember 2022 yang tercatat sebesar Rp42,79 triliun. Adapun rinciannya adalah liabilitas jangka pendek tercatat sebesar Rp24,30 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp18,41 triliun.
Sementara itu jumlah ekuitas PTPP tercatat sebesar Rp14,91 triliun naik dibandingkan dengan periode Desember 2022 yang tercatat sebesar Rp14,82 triliun. Sementara itu, aset tercatat sebesar Rp57,63 triliun.
Sementara itu, per Juni 2023 PTPP membukukan total perolehan kontrak baru sebesar Rp11,62 triliun. Capaian tersebut melonjak 6,31 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy), yakni Rp10,93 triliun.
Sekretaris Perusahaan PTPP Bakhtiyar Efendi menyampaikan perolehan kontrak baru tersebut didominasi oleh proyek-proyek pemerintah dengan kontribusi 45,67 persen, disusul BUMN (SOE) sebesar 27,7 persen dan swasta menyumbang 27,06 persen.
Secara rinci, perolehan proyek PTPP hingga akhir Juni 2023 terdiri atas induk usaha sebesar 85,10 persen dan anak usaha mencapai 14,90 persen.
Berdasarkan lini bisnis perusahaan, komposisi perolehan kontrak baru PTPP terdiri dari lini bisnis gedung 34,8 persen, jalan dan jembatan 24,6 persen, serta perkeretaapian 11,7 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel