Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Jiwa Astra (Astra Life) mulai menempatkan portofolio di instrumen saham senilai Rp3,2 triliun pada enam bulan pertama 2023.
Penempatan instrumen saham tersebut meningkat dari tiga bulan pertama 2023 yang hanya bernilai Rp3,08 triliun. Adapun di tahun lalu, Astra Life belum menempatkan instrumen saham ke dalam portofolio perusahaan.
Presiden Direktur Astra Life Nico Tahir menjelaskan penempatan saham di portofolio perusahaan salah satunya melihat kondisi makro.
Selain itu, lanjut Nico, Astra Life secara porsi sebagian besar melakukan kerja sama dengan pihak bank (bancassurance) dalam menyediakan produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) atau unit-linked kepada nasabah.
“Itu sesuai kehendak dan bagaimana nasabah kami memiliki pengetahuan mengenai pasar modal dan tingkat risiko yang berani diambil oleh nasabah,” kata Nico usai ditemui di acara Media Gathering Astra Financial di Menara Astra, Jakarta, Senin (7/8/2023).
Nico menyampaikan bahwa produk unit-linked perusahaan didorong oleh pilihan nasabah. Begitu pula dengan nasabah yang memilih investasi di obligasi pemerintah ataupun swasta. Namun demikian, Nico menuturkan Astra Life cenderung menempatkan investasi secara prudent.
“Kami sendiri sebagai perusahaan asuransi cenderung sangat prudent [menempatkan investasi], tidak meletakkan porsi yang sangat besar kepada investasi yang memang volatility-nya cukup tinggi dalam hal ini pasar modal,” tuturnya.
Merujuk laporan keuangan konvensional (unaudited), Astra Life mencatatkan perbaikan kinerja pada enam bulan pertama tahun ini. Hal itu terlihat dari rugi bersih perusahaan yang menyusut hingga 39,84 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) atau dari -Rp36,35 miliar menjadi -Rp21,87 miliar.
Nico mengatakan perbaikan bottom line perusahaan salah satunya disebabkan oleh efisiensi yang dilakukan Astra Life sepanjang enam bulan pertama 2023. “Kami lakukan banyak hal, ada efisiensi dan perubahan dalam produk-produk juga,” ujarnya.
Dalam laporan keuangan tercatat Astra Life membukukan total pendapatan senilai Rp3,1 triliun atau meningkat 23,44 persen yoy dari Rp2,51 triliun. Perinciannya, pendapatan premi naik 9,02 persen yoy dari Rp2,85 triliun menjadi Rp3,11 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel