Bisnis.com, MAKASSAR - PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF mencatatkan laba bersih pada enam bulan pertama senilai Rp245 miliar, naik 26 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
Pertumbuhan laba ini seiring dengan pendapatan pada semester I/2023 yang tercatat senilai Rp982 miliar.
Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo mengatakan kinerja bisnis SMF hingga semester I/2023 mendongkrak sisi keuangan perseroan.
"Sesuai dengan rencana kerja tahun 2023 ini, SMF akan terus bergiat mendorong bangkitnya industri perumahan di Tanah Air, baik dari sisi supply maupun demand sesuai perluasan mandat yang telah diberikan oleh pemerintah," ujarnya dalam Konferensi Pers Kinerja SMF di Sulawesi Selatan, Jumat (11/8/2023).
Tercatat, perseroan membukukan penyaluran pembiayaan sebesar Rp4,6 triliun, meningkat 5,38 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yaitu Rp4,3 triliun.
Lebih lanjut, Direktur Sekuritisasi dan Pembiayaan Heliantopo menyebut perseroan pun sedang bersinergi dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) dalam melakukan sekuritisasi pada semester I/2023 yang merupakan EBA Syariah pertama di Indonesia dengan nilai transaksi Rp325 miliar.
Dengan capaian bisnis tersebut, secara kumulatif perseroan telah mengalirkan dana dari pasar modal ke sektor pembiayaan perumahan sebesar Rp94,63 triliun yang terdiri dari penyaluran pembiayaan dan pembelian KPR sebesar Rp81,02 triliun, serta sekuritisasi KPR sebesar Rp13,61 triliun. Dana yang telah dialirkan tersebut telah membiayai 1,87 juta debitur.
"Tak hanya itu, perseroan turut merealisasikan penerbitan surat utang sebagai bagian dari upaya dalam memenuhi perannya sebagai penyedia likuiditas jangka panjang bagi penyalur KPR," katanya.
Sepanjang semester I/2023 perseroan telah merealisasikan penerbitan surat utang melalui Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan VI Tahap IV Tahun 2023 dengan tingkat bunga tetap, sebesar Rp2 triliun.
Obligasi ini merupakan penerbitan terakhir dari plafon penerbitan Obligasi Berkelanjutan VI SMF untuk selanjutnya akan dibuka plafon penerbitan Obligasi Bekelanjutan VII SMF dan Sukuk Musyarakah Berkelanjutan I SMF.
Heliantopo pun menyebut sejak 2009 SMF telah memfasilitasi penerbitan structured product berupa Efek Beragun Aset (EBA).
Hingga saat ini, SMF telah melakukan penerbitan EBA dengan aset dasar tagihan KPR sebanyak 16 kali transaksi dengan total dana yang terkumpul dari pasar modal sebesar Rp Rp13,61 triliun untuk disalurkan kepada masyarakat agar dapat memiliki rumah yang layak dan terjangkau.
Terkait optimalisasi peran dan fungsinya dalam mendorong bangkitnya industri perumahan baik dari sisi supply maupun demand sesuai perluasan mandat yang telah diberikan oleh Pemerintah, SMF menjaring sinergi dengan para pemangku kepentingan industri perumahan.
Pada semester I 2023, SMF merealisasikan berbagai kegiatan bisnis yang merupakan implementasi dari perluasan mandat pemerintah di antaranya yaitu, Kredit Konstruksi sebesar Rp44,89 miliar, Kredit Mikro Perumahan sebesar Rp534,6 miliar, dan Kredit Multi Guna Perumahan sebesar Rp2,1 triliun.
Terakhir, dalam upaya memperluas akses pemilikan rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan berpenghasilan tidak tetap (non-fixed income), pada semester I/2023, SMF merealisasikan pembiayaan KPR Sewa Beli (rent to own atau RTO) dengan menggandeng Pinhome dan Karunia Multifinance.
Dalam kerja sama tersebut, SMF berperan sebagai penyedia dana yang disalurkan melalui Kurnia Multifinance selaku lembaga keuangan dengan skema refinancing atas pembiayaan sewa-beli yang telah disalurkan oleh Kurnia Multifinance dan dengan agunan yang diikat fidusia.
Adapun, Pinhome berperan sebagai aggregator yang menyediakan jasa sewa beli yang membeli rumah secara bulk dari developer dan disewakan (dengan opsi membeli/sewa-beli) pada masyarakat (end-user).
“Program ini merupakan salah satu upaya dan bentuk keberpihakan SMF kepada masyarakat Indonesia untuk memperoleh haknya dalam mendapatkan hunian yang layak dan terjangkau, khususnya bagi masyarakat yang membutuhkan dan belum terfasilitasi," ucap Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo.
Menurutnya, melalui RTO diharapkan dapat memberikan dampak yang baik dan signifikan, baik untuk meningkatkan volume penyaluran pembiayaan perumahan dan pemenuhan backlog perumahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel