Sri Mulyani Beberkan Rahasia Pertumbuhan Ekonomi RI Naik 5,17 Persen

Bisnis.com,11 Agt 2023, 15:02 WIB
Penulis: Annasa Rizki Kamalina
Menkeu Sri Mulyani memberika pemaparan soal kondisi keuangan negara dalam agenda APBN Kita edisi Agustus 2023. Dok Youtube Kementerian Keuangan.

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan sejumlah kondisi yang membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester I/2023 yang naik 5,17 secara tahunan (year-on-year/yoy). 

Sri Mulyani menjelaskan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terus bekerja untuk menjaga momentum pemulihan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hasilnya, selama 7 kuartal berturut-turut terjaga di level 5 persen. 

Konsumsi rumah tangga tumbuh 5,2 peren, lebih kuat dari kuartal I/2023 yang 4,5 persen. Banyak faktor yang dipengaruhi oleh APBN dari konsumsi rumah tangga,” jelasnya dalam konferensi pers APBN Kita, Jumat (11/8/2023). 

Pertama, capaian inflasi yang rendah karena APBN dan Bank Indonesia (BI) bekerja sama untuk menjaga inflasi terus menurun. Kondisi ini yang menyebabkan daya beli masyarakat tertap terjaga atau bahkan menguat.

Kedua, APBN juga membantu masyarakat paling rentan, terutama 40 persen terbawah, dengan penyaluran bantuan sosial (bansos). 

Ketiga, pada kuartal II/2023, terdapat momen Idulfitri, Iduladha, dan masuk masa ajaran baru sekolah. Untuk itu, APBN memberikan THR dan gaji ke-13. 

“Belanja yang dilakukan oleh pemerintah baik untuk persiapan pemilu, penyelenggaran keketuaan Asean, layanan birokrasi dan investasi baik di proyek strategis nasional, IKN dan pemelihraran berbagai aset negara. Ini semua belanja negara yang jumlahnya sangat signifikan, sangat menentukan dan mempengaruhi kinerja growth terutama dari sisi permintaan,” tambah Menkeu. 

Kedua jenis konsumsi tersebut, rumah tangga dan pemerintah, memberikan andil 60,8 persen terhadap total PDB nasional. Konsumsi rumah tangga berhasil tumbuh 5,2 persen sementara konsumsi pemerintah tumbuh 10,6 persen pada kuartal II/2023.  

Dari sisi investasi, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) tumbuh sebesar 4,6 persen, lebih kuat dari kuartal I/2023 yang sebesar 2,1 persen. 

Sementara kinerja ekspor harus terkontraksi di level -2,7 persen akibat normalisasi harga setelah pada 2021 dan 2022 sangat tinggi. Impor melambat -3,1 persen. 

“ini yang menyebabkan lingkungan eksternal menjadi faktor yang kita waspadai,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini