Rugi Sritex (SRIL) Bengkak Jadi Rp1,17 Triliun Semester I/2023

Bisnis.com,14 Agt 2023, 21:40 WIB
Penulis: Artha Adventy
Seorang karyawan tengah menjahit seragam militer di pabrik PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL). Divisi garmen merupakan salah satu pilar usaha perusahaan tekstil berbasis di Solo tersebut./sritex.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex membukukan penurunan penjualan dan pembengkakan rugi bersih sepanjang semester I/2023.

Berdasarkan laporan keuangan, SRIL membukukan pendapatan sebesar US$166,90 juta atau setara Rp2,50 triliun (kurs jisdor 28 Juni 2023 Rp15.000). Raihan tersebut tergerus 52,17 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$348,89 juta.

Penurunan penjualan bersih tersebut seiring dengan penurunan penjualan segmen lokal dan ekspor. Secara lebih rinci, penjualan ekspor tercatat sebesar US$81,26 juta atau turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$171,83 juta. Sementara itu untuk segmen penjualan lokal juga ikut tergerus menjadi US$85,67 juta dari sebelumnya sebesar US$177,06 juta.

Sementara itu, beban pokok juga ikut turun 44,29 persen menjadi US$198,25 juta atau setara dengan Rp2,97 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$355,90 juta.

Alhasil laba kotor membengkak menjadi US$31,35 juta atau setara Rp420,26 miliar. Rugi bersih tersebut naik 347,76 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelum sebesar US$7 juta.

Sritex juga membukukan beban penjualan sebesar US$11,83 juta, beban umum dan administrasi sebesar US$14,71 juta. Sementara itu rugi selisih kurs tercatat sebesar US$16,17 juta serta beban keuangan tercatat sebesar US$7,70 juta.

Kemudian rugi bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk ikut naik 27,63 persen ke posisi US$78,03 juta atau setara Rp1,17 triliun. Rugi itu membengkak dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$61,14 juta.

Sementara itu total liabilitas tercatat naik menjadi sebesar US$1,56 miliar setara dengan Rp23,49 triliun dibandingkan dengan periode yang berakhir Desember 2022 yang tercatat sebesar US$1,54 miliar.

Rinciannya adalah liabilitas jangka pendek tercatat sebesar US$110,88 juta sementara itu liabilitas jangka panjang tercatat sebesar US$1,45 miliar.

Defisit ekuitas juga terpantau naik dari US$781,01 juta menjadi US$859,05 juta. Sementara itu total aset tercatat sebesar US$707,43 juta. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ibad Durrohman
Terkini