Pertumbuhan China Melambat, Yuan Jatuh ke Level Terendah di 2023

Bisnis.com,14 Agt 2023, 12:12 WIB
Penulis: Jessica Gabriela Soehandoko
Ilustrasi uang kertas Yuan dan dolar AS. REUTERS/Dado Ruvic

Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang yuan China jatuh ke level terlemah pada 2023, setelah data ekonomi yang rilis menambah kekhawatiran pertumbuhan perekonomian terbesar kedua tersebut. 

Mengutip Bloomberg Pada Senin (14/8/2023), yuan telah menurun 0,3 persen menjadi 7,2785 per dolar, hanya sekitar 0,1 persen dari level terendah 2023 pada Juni dengan nilai 7,2857 per dolar. Yuan pada 2023 telah jatuh sekitar 5 persen, kinerja terburuk di Asia setelah Yen. 

Yuan melemah karena data ekonomi China pada Juli 2023 hampir semuanya mengikuti ekspektasi pasar. Diketahui data ekonomi paling buruk meliputi pinjaman bank yang merosot ke level terendah dalam 14 tahun, indeks harga konsumen dan produsen yang terkontraksi, serta ekspor China yang juga mengalami penurunan terbesar sejak Februari 2020.

Kemudian, perekonomian China yang ‘terseok-seok’ dan kurangnya langkah-langkah stimulus efektif, membuat yuan kurang mendapatkan dukungan karena dolar yang telah menguat. 

Namun, lemahnya yuan juga dapat mendorong bank sentral untuk memberikan lebih banyak langkah untuk memperlambat kontraksi ekonomi.

Bank sentral China atau PBOC pada Senin (14/8) menetapkan nilai tukar mata uang hariannya 668 pip (percentage in point) lebih kuat daripada estimasi rata-rata dalam survei Bloomberg, premi terbesar dalam tiga minggu. 

Pada bulan lalu, PBOC juga diketahui menyesuaikan beberapa aturan untuk memungkinkan perusahaan meminjam lebih banyak dari luar negeri guna arus modal asing.

Ahli strategi makro di DBS Bank Ltd. di Singapura Wei Liang Chang mengatakan bahwa PBOC melawan gelombang penguatan dolar AS dengan penguatan yuan lain, yang lebih kuat dari perkiraan hari ini. 

“Ini menggarisbawahi preferensi otoritas untuk stabilitas RMB (yuan), serta mengekang spekulasi RMB yang berlebihan,” Jelas Wei. ia melanjutkan bahwa yuan akan menemukan level support di 7,30 per dolar AS. 

Para investor nantinya akan mengevaluasi lebih banyak data pada Juli 2023 yang akan dirilis pada Selasa (15/8) yang meliputi produksi industri, penjualan ritel dan investasi aset tetap. 

Operasi bulanan PBOC pada hari tersebut untuk pinjaman kebijakan jatuh tempo sebesar 400 miliar yuan atau sekitar Rp846 triliun juga akan memberikan beberapa petunjuk mengenai kesediaannya untuk melonggarkan kebijakan. 

"Jika lebih banyak sektor - misalnya, pemerintah daerah yang memiliki hutang besar - menyerah pada deleveraging, akan ada dampak yang lebih besar dan lebih lama pada perekonomian China daratan," ungkap analis HSBC Holdings Plc dalam catatan riset.

Analis HSBC juga mengatakan bahwa dalam perlambatan tersebut, depresiasi mata uang cenderung menjadi konsekuensi dan juga bagian dari solusi. 

Sebagai catatan, imbal hasil obligasi China bertenor 10 tahun, turun dua basis poin menjadi 2,62 persen dan mendekati level terendah pada 2023 yakni 2,59 persen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini