Kualitas Udara Buruk, Masyarakat Disebut Perlu Ambil Asuransi

Bisnis.com,15 Agt 2023, 22:07 WIB
Penulis: Pernita Hestin Untari
Sejumlah kendaraan bermotor melintasi Jalan Gatot Subroto di Jakarta, Rabu (11/8/2021). Menurut Koalisi Inisiatif Bersihkan Udara Koalisi Semesta, polusi udara Jakarta memburuk pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sejak Juli 2021 karena melampaui baku mutu polusi udara harian sebesar 55 ?g/m3 untuk kandungan partikulat berukuran di bawah 2,5 mikrometer atau meningkat empat hingga enam kali lipat dibanding Juni 2021 (berdasarkan status Baku Mutu Udara Ambient PM 2,5 di stasiun pemanta

Bisnis.com, JAKARTA— PT FWD Insurance Indonesia mengingatkan pentingnya proteksi dini di tengah kualitas udara yang buruk belakangan ini. Polusi udara diketahui memicu sejumlah penyakit seperti alergi, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), asma, dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK).

Sementara itu, dengan memiliki asuransi sejak dini mampu mencegah risiko kerugian yang dihadapi akibat kualitas udara yang buruk. 

“Memahami kondisi kualitas udara yang tidak sehat serta berbagai kerugian jika tidak memulai asuransi sejak dini, ada baiknya untuk segera mempertimbangkan memilih asuransi,” kata VP, Center of Excellence, Agency Training Department FWD Insurance Indonesia Indrawati Kawihardja  dalam keterangan resmi dikutip Selasa (15/8/2023). 

Selagi muda, lanjut Indrawati, asuransi dapat membantu masyarakat lebih menikmati hidup dan mengejar mimpi. Dia menilai banyak masyarakat di usia muda yang menunda memiliki asuransi.

Mereka cenderung memenuhi gaya hidupnya seperti membeli kopi dan berbagai kebutuhan sekunder lainnya. 

Padahal, Indrawati mengatakan ada  berbagai kerugian yang dirasakan apabila masyarakat tidak memulai asuransi sejak dini. Termasuk soal harga penundaan atau cost of delay, di mana dengan bergantinya tahun tentunya ada perubahan nilai uang ataupun inflasi. Dengan demikian, harga atau premi yang dibayarkan akan makin besar. 

“Sebaliknya jika memulai memiliki asuransi sejak dini dan sehat, premi yang harus dibayarkan akan semakin kecil dan terjangkau,” kata Indrawati. 

Sementara itu, biaya perawatan di Rumah Sakit (RS) makin besar, tetapi dengan asuransi kesehatan akan meringankan beban biaya perawatan. Di sisi lain risiko terkena penyakit berat juga semakin tinggi akibat pertambahan umur serta gaya hidup seperti asupan makanan, alkohol hingga pola tidur yang kurang baik. 

“Jika didiagnosis dengan kondisi kesehatan tertentu, tentunya harga premi akan semakin mahal. Bahkan pada beberapa kasus tidak dapat diterima oleh pihak asuransi akibat tidak memenuhi syarat,” tandasnya. 

Untuk mengantisipasi udara buruk, FWD Insurance juga mengimbau masyarakat untuk menghindar tempat dengan polusi tinggi seperti jalan raya yang padat atau area industri.

Kemudian melakukan pembersihan udara di dalam ruangan,memperbanyak tanaman hijau di daerah polusi udara tinggi dan sekitar tempat tinggal. 

Mengatur sirkulasi udara dengan baik dengan membuka jendela atau menggunakan sistem ventilasi yang baik, serya menggunakan transportasi publik untuk mengurangi pemakaian kendaraan bermotor di jalan raya. 

Selain itu juga menjaga gaya hidup sehat untuk mempertahankan sistem kekebalan tubuh yang sehat dan menggunakan masker yang memiliki filter yang baik yang dapat menyaring polutan dan partikel halus sampai 95 persen. 

Menurut data IQAir, ada 10 daerah dengan kualitas udara terburuk di Indonesia. Kalimantan Barat menempati posisi tertinggi dengan skor indeks 181, diikuti oleh Tangerang Selatan yang berada di provinsi Banten. 

Ibu kota Jakarta berada pada peringkat ke-9 dan masuk ke dalam kategori udara yang tidak sehat. Secara pengukuran global, pada 2022 tingkat polusi udara di Indonesia sendiri masuk dalam kategori sedang dengan skor PM2.5 yang mana pengukurannya dilakukan dalam satuan mikrogram per meter kubik (μg/m3) dan menggunakan pedoman kualitas udara WHO. 

Secara ranking global, pada tahun 2022 Indonesia menempati posisi ke-26 dengan dari 131 negara yang dipantau tingkat polusi udaranya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Leo Dwi Jatmiko
Terkini