IHSG Dibuka Fluktuatif, Saham GOTO, BYAN & AMMN Pesta Pora

Bisnis.com,15 Agt 2023, 09:24 WIB
Penulis: Iim Fathimah Timorria
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka fluktuatif pada awal perdagangan Selasa (15/8/2023) dan sempat menguat 0,05 persen ke 6.913,48 menjelang rilis neraca dagang.

IHSG sempat menyentuh level tertinggi 6.915,0 dan terendah 6.902,68. Sampai pukul 09.01 WIB, sebanyak 149 emiten mengawali perdagangan di zona hijau, 83 emiten melemah, dan 290 lainnya masih berada di harga yang sama dengan penutupan sesi perdagangan sebelumnya.

Indeks-indeks sektoral dibuka fluktuatif. Namun sektor energi menguat pada awal perdagangan di kisaran 0,63—0,70 persen, kemudian sektor teknologi naik 0,21 persen.

Sementara itu, sektor finansial melemah 0,36 persen, konsumer cyclical turun 0,19 persen dan industri melemah 0,50 persen. Sektor transportasi dan kesehatan juga terpantau bergerak di zona merah awal perdagangan.

Dari saham-saham berkapitalisasi besar, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) memimpin kenaikan dengan apresiasi 1,10 persen ke harga Rp92 per saham di tengah kabar perilisan laporan keuangan semester I/2023. PT Amman Mineral International Tbk. (AMMN) menguat 0,65 persen dan BYAN naik 0,43 persen ke Rp17.650.

Sebagian saham berkapitalisasi jumbo melemah awal perdagangan. BMRI memimpin pelemahan dengan koreksi harga 0,84 persen. Kemudian disusul ASII dan TLKM yang masing-masing melemah 0,74 persen dan 0,52 persen.

Phintraco Sekuritas dalam risetnya menyebutkan IHSG berpeluang uji resistance area 6.930–6.950 pada Selasa (15/8/2023). Secara teknikal, IHSG bertahan di atas pivot 6.880 pada perdagangan kemarin. Terbentuk lower shadow panjang diikuti pelebaran positive slope pada Stochastic RSI menjaga potensi rebound lanjutan tersebut.

Dari eksternal, pemulihan penjualan ritel di China berpotensi menjadi sentimen positif. Penjualan ritel China diperkirakan tumbuh 4,5 persen yoy pada Juli 2023 dibanding 3.1 persen yoy di Juni 2023.

Sementara dari dalam negeri, pelaku pasar mengantisipasi data Neraca Perdagangan Indonesia (NPI). NPI diperkirakan surplus US$2,53 miliar pada Juli 2023. Akan tetapi, nilai ekspor diperkirakan turun 18,3 persen yoy pada Juli 2023, membaik dibandingkan dengan penurunan 21,18 persen pada Juni 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini