Live: Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS saat RUU APBN 2024 dan Nota Keuangan Dibacakan

Bisnis.com,16 Agt 2023, 06:01 WIB
Penulis: Pandu Gumilar
Karyawati menghitung mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (14/8/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini, Rabu (16/8/2023), akan terpapar oleh pembacaan nota keuangan dan rancangan APBN pemerintah untuk 2024.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pergerakan rupiah cenderung fluktuatif namun berisiko ditutup melemah di rentang Rp15.320- Rp15.390.

Di sisi lain, pemerintah akan membacakan anggaran belanja untuk tahun depan pada hari ini serta nota keuangan terhadap target yang telah berjalan. 

Analis Komoditas dan Founder Traderindo Wahyu Laksono menjelaskan pelemahan rupiah lebih dipengaruhi oleh menguatnya dolar terhadap berbagai mata uang utama, seiring dengan sentimen The Fed yang tetap hawkish.

“Fundamental ekonomi kita masih baik, tetapi perlu digarisbawahi bahwa cadangan dolar kita tidak sebesar China atau Jepang, jadi data ekonomi di dalam negeri yang baik pun belum tentu berpengaruh terhadap dolar AS,” kata Wahyu ketika dihubungi, Selasa (15/8/2023).

Secara teknikal, Wahyu mengatakan Rp15.000 per dolar AS merupakan konsolidasi rupiah tahun ini, dengan Rp15.200—Rp15.300 diperkirakan tidak bertahan lama.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menyampaikan Pidato Rancangan Undang-undang (RUU) APBN 2024 dan Nota Keuangan terakhir untuk 10 tahun masa pemerintahannya, Rabu (16/8/2023). Salah satunya terkait pendanaan pemerintah melalui surat utang (obligasi) atau Surat Berharga Negara (SBN).

Pemerintah sebelumnya memproyeksikan target penarikan utang melalui SBN hingga akhir 2023 akan menurun sebesar 50 persen dari target sebesar Rp712,9 triliun, menjadi hanya Rp362,9 triliun. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan target penerbitan SBN hingga akhir 2023 akan menurun seiring dengan kinerja APBN yang membaik. 

“Sehingga memang penerbitan SBN [surat berharga negara] akan menurun cukup tajam, outlook untuk akhir tahun nanti kita lihat. Ini kan berdasarkan outlook defisit yang kami sampaikan 2,28 persen dari PDB,” ungkapnya dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Selasa (1/8/2023).

Sri Mulyani pun menyampaikan hingga Juli 2023 bahwa realisasi APBN masih mencatatkan surplus dan dalam kondisi yang baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Pandu Gumilar
Terkini