Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan dalam surveinya bahwa penyaluran kredit perbankan akan lebih kuat pada kuartal III/2023 mengalahkan kuartal II/2023 dan terjadi pada semua jenis bank serta semua jenis kredit.
Berdasarkan Survei Penawaran dan Permintaan Pembiayaan Perbankan yang dirilis oleh BI, saldo bersih tertimbang (SBT) perkiraan penyaluran kredit baru kuartal III/2023 hasil survei periode Juli 2023 bernilai positif 96,8 persen, meningkat dari 95 persen pada kuartal II/2023.
"Peningkatan penyaluran kredit baru terindikasi pada seluruh kategori bank dan seluruh jenis kredit," tulis BI dalam surveinya yang dirilis pada Jumat (18/8/2023).
SBT perkiraan penyaluran kredit bank umum misalnya mencapai 96,3 persen pada kuartal III/2023 lebih tinggi dibandingkan kuartal II/2023 sebesar 95,9 persen. Lalu, SBT perkiraan penyaluran kredit bank umum syariah kuartal III/2023 mencapai 100 persen lebih tinggi dibandingkan kuartal II/2023 sebesar 94,5 persen.
SBT di bank pembangunan daerah (BPD) pada kuartal III/2023 pun mencapai 100 persen, melesat dibandingkan SBT BPD pada kuartal sebelumnya 83,9 persen.
Sementara kebijakan penyaluran kredit baru untuk keseluruhan kuartal III/2023 secara umum diperkirakan lebih ketat dibandingkan kuartal sebelumnya. Berdasarkan jenis penggunaan, kebijakan penyaluran kredit yang lebih ketat diperkirakan terjadi pada kredit modal kerja, kredit konsumsi lainya, dan kredit investasi. Lalu kredit pemilikan rumah (KPR) diperkirakan lebih longgar.
Meski begitu, BI mencatat penyaluran kredit baru pada awal kuartal III/2023 atau Juli 2023 terindikasi melambat dibanding akhir kuartal II/2023 atau Juni 2023. Faktor utama yang memengaruhi perkiraan perlambatan penyaluran kredit baru pada Juli 2023 yaitu permintaan pembiayaan dari nasabah, prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, serta tingkat persaingan usaha dari bank lain.
Di sisi lain, penyaluran kredit baru diperkirakan akan mulai meningkat pada Agustus 2023. Peningkatan diperkirakan terjadi pada seluruh kategori bank dan seluruh jenis kredit.
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo memproyeksikan pertumbuhan kredit pada keseluruhan 2023 dalam kisaran 9-11 persen secara tahunan (year on year/yoy). BI telah melaporkan kredit atau pembiayaan perbankan pada Juni 2023 melambat karena menurunnya permintaan kredit dari dunia usaha.
"Korporasi cenderung mempercepat pelunasan kredit dan berperilaku wait and see dalam meningkatkan rencana investasinya ke depan," ujarnya dalam pengumuman Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada bulan lalu (25/7/2023).
Meski begitu, BI terus berkomitmen untuk mendorong penyaluran kredit atau pembiayaan dari sisi penawaran perbankan dalam rangka mengakselerasi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. BI kemudian memperkuat kebijakan insentif likuiditas makroprudensial untuk mendorong kredit atau pembiayaan dengan fokus hilirisasi, perumahan, pariwisata serta pembiayaan inklusif dan hijau.
"Kebijakan insentif likuiditas makroprudensial difokuskan pada sektor-sektor yang memiliki daya ungkit lebih tinggi bagi pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja," ujar Perry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel