Intip Cara OJK Kejar Target Inklusi Keuangan 90 Persen

Bisnis.com,21 Agt 2023, 01:00 WIB
Penulis: Rika Anggraeni
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar usai acara Kreasi Bangkit 2023 bertajuk Hari Indonesia Menabung, Minggu (20/8/2023). Bisnis/Rika Anggraeni

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong budaya menabung khususnya pada generasi muda. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan inklusi keuangan yang ditargetkan mencapai 90 persen pada 2024.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan budaya menabung juga merupakan langkah perencanaan masa depan serta dapat memperkuat pendanaan pembangunan.

Mahendra menuturkan regulator akan bekerja sama dengan Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka untuk menyusun revisi Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Penabung dan SKK Cakap Keuangan sebagai kelanjutan dari SKK Penabung.

Menurutnya, kegiatan Pramuka yang berlandaskan disiplin dapat mencapai suatu target tertentu dan memiliki fungsi dan kewajiban sosial yang tinggi untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan. Alhasil, bisa mencapai target yang ditetapkan sekaligus untuk memberikan lebih banyak lagi manfaat dan nilai dari akses dan industri jasa keuangan.

“Peran khusus dari anggota Pramuka sangat kita harapkan untuk bisa memberikan kontribusi,” kata Mahendra dalam acara Kreasi Bangkit 2023 bertajuk Hari Indonesia Menabung, Minggu (20/8/2023).

Adapun, sekitar 80 persen atau 52 juta pelajar sudah memiliki rekening tabungan di bank, dengan total tabungan sekitar Rp29 triliun.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi menyampaikan dalam periode satu tahun sejak perayaan Hari Indonesia Menabung 2022, sudah ada tambahan 2,6 juta rekening dengan total angka tabungan Rp4 triliun.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mendukung upaya OJK dalam meningkatkan jumlah penabung yang penting bagi peningkatan inklusi keuangan dan menjaga stabilitas sektor keuangan nasional.

“Semakin banyak orang yang menabung, dana di LPS maka akan semakin banyak juga. Yang kedua, semakin orang melek tentang budaya berinvestasi maupun perbankan, maka semakin sedikit orang yang panik kalau ada gangguan di sektor keuangan. Akibatnya sistem keuangan jadi stabil, banknya peluang jatuhnya semakin kecil,” pungkas Purbaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Reni Lestari
Terkini