Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank UOB Indonesia meningkatkan nilai fasilitas kredit hingga Rp1,3 triliun ke anak usaha Grup Djarum PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR).
Berdasarkan keterbukaan informasi, fasilitas kredit ini diberikan untuk PT Profesonal Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), PT Iforte Solusi Infotek (Iforte), dan PT Komet Infra Nusantara (KIN), dengan rincian kredit Protelindo dan Iforte tidak melebihi Rp1,3 triliun sedangkan untuk KIN tidak melebihi Rp500 miliar.
Selanjutnya, fasilitas Bank Garansi pun diberikan sebesar Rp500 miliar, di mana pemakaian bank garansi untuk Protelindo dan Inforte tidak melebihi Rp500 miliar, serta KIN, sementara KIN tidak melebihi Rp300 miliar.
Adapun, tanggal jatuh tempo akhir pada Februari 2023.
Corporate Secretary PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) Monalisa Irawan, mengatakan sejumlah tujuan perusahaan dalam menggunakan fasilitas kredit yang diberikan
“Tujuan pinjaman, pertama revolving credit facility untuk kebutuhan modal kerja dan/atau tujuan umum perusahaan Protelindo, Iforte dan KIN. Kedua, bank garansi untuk menjamin kinerja Protelindo, Iforte dan KIN sehubungan dengan kontrak atau proyek,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikutip Bisnis, Selasa (22/8/2023).
Sebagai informasi, PT Bank UOB Indonesia terpantau mencetak laba bersih senilai Rp646,81 miliar pada paruh pertama 2023. Nilai tersebut tumbuh 52,87 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari sebelumnya yang senilai Rp423,18 miliar.
Mengutip publikasi laporan keuangan, kenaikan laba bersih Bank UOB Indonesia terdorong oleh kinerja pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang naik 23,52 persen yoy menjadi Rp2,72 triliun pada semester I/2023. Tercatat, pendapatan bunga Bank UOB Indonesia mengalami pertumbuhan 44,77 persen yoy menjadi Rp4,63 triliun.
Tak hanya itu, kenaikan laba ini pun dipengaruhi oleh pendapatan lainnya yang meningkat signifikan hingga 288,18 persen menjadi Rp172,26 miliar dari sebelumnya Rp44,38 miliar, disusul dengan penyusutan angka kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) sebesar 11,35 persen menjadi Rp534,30 miliar dari posisi sebelumnya Rp612,88 miliar.
Dari sini, Bank UOB Indonesia mencetak laba operasional pada semester I/2023 Rp841,17 miliar, angka ini tumbuh 51,98 persen dibandingkan semester I/2022 senilai Rp553,48 miliar.
Setelah dipotong taksiran pajak tahun berjalan dan beban pajak tanggungan yang masing-masing nilainya Rp184,58 miliar dan Rp7,50 miliar, hasilnya Bank UOB Indonesia pun membukukan laba bersih tahun berjalan Rp646,91 miliar pada akhir Juni 2023.
Namun, penyaluran kredit bank sendiri mengalami penurunan sebesar 11,43 persen dari yang sebelumnya Rp88,70 miliar menjadi Rp78,57 miliar. Meski demikian, aset yang dikuasai bank tetap menngkat 5,83 persen menjadi Rp145,09 miliar pada Juni 2023.
Seiring dengan portofolio kredit tersebut, rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) mengalami perbaikan. NPL gross tercatat turun 11 basis poin (bps) menjadi 3,01 persen, sedangkan NPL net dari turun 22 bps menjadi 1,74 persen per semester I tahun ini.
Sementara dari sisi rasio penting perusahaan, net interest margin (NIM) naik 43 basis poin (bps) menjadi 4,09 persen. Kemudian, bank juga mencatatkan kenaikan rasio imbal balik ekuitas (return on equity/ROE) 261 bps menjadi 8,61 persen dan imbal balik aset (return on asset/ROA) menguat 29 bps menjadi 1,14 persen.
Dari sisi penghimpunan dana, UOB Indonesia mengantongi dana pihak ketiga (DPK) sebanyak Rp106,95 triliun, turun tipis 4,84 persen pada semester I/2023. Adapun, nilai dana murah atau current account savings account (CASA) penurunan 15,89 persen yoy menjadi Rp52,43 miliar dari yang sebelumnya Rp62,33 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel