Bisnis.com, JAKARTA - Belanja masyarakat kelompok bawah, yang mengacu pada mereka dengan saldo tabungan di bawah Rp1 juta, terus meningkat. Hal ini, tercermin dalam Mandiri Spending Index (MSI) nilai MSI untuk kelompok ini sebesar 196,8 hingga 13 Agustus 2023.
Sementara, kelompok menengah yang memiliki saldo tabungan yang lebih tinggi, yaitu antara Rp1 juta hingga Rp10 juta justru relatif stabil dalam hal kebiasaan konsumsi. Nilai MSI untuk kelompok ini adalah 185,7,
Head of Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono mengatakan secara umum kenaikan belanja masyarakat kelompok bawah lebih banyak ditopang oleh tabungan yang dimiliki.
“Jadi, kita bisa lihat di DPK untuk masyarakat dengan saldo di bawah Rp1 juta itu dalam beberapa bulan terakhir mengalami penurunan. Mungkin itu salah satu shifting dari tabungan ke spending,” ujarnya dalam Media Gathering & Presentasi Macroeconomic Outlook, Selasa (22/8/2023).
Pihaknya menyebut memang berdasarkan kelompok masyarakat menunjukkan tiga kategori besar, yaitu kelompok bawah, menengah, dan atas.
Lebih lanjut, dia menuturkan sejak 2022, kelompok bawah mengalami peningkatan belanja yang berkelanjutan, dengan akselerasi yang lebih tinggi daripada kelompok menengah dan atas, khususnya setelah perayaan Idulfitri dan liburan sekolah.
Pertumbuhan belanja pada ketiga kelompok ini dievaluasi dalam basis bulanan dan perbandingannya dengan tahun sebelumnya.
Sebagai contoh, pada Juli, indeks pengeluaran belanja masyarakat kelompok bawah mencapai 193,8 dibandingkan dengan 116,6 pada Juli tahun sebelumnya, mengindikasikan pertumbuhan sekitar 66,2 persen. Sementara itu, kelompok menengah mencatat pertumbuhan sebesar 35,96 persen, dan kelompok atas sebesar 18 persen.
Namun, dia menegaskan meskipun kelompok bawah mengalami pertumbuhan belanja yang kuat, proporsi belanja sebenarnya lebih besar di kelompok menengah dan atas.
“Nah, satu catatan sebetulnya walaupun kelompok bawah ini yang kelihatannya akselerasinya belanja cukup kuat tetapi secara size itu sebetulnya kelompok menengah dan atas yang kontribusinya cukup besar. Jadi, kalau kita total itu mencapai kira-kira 86 persen dari seluruh belanja yang ada di dalam data kita,” katanya.
Tabungan Kian Susut
Yudo juga menghubungkan belanja dengan tabungan, terutama pada kelompok bawah. Di mana, ketika belanja meningkat setelah Ramadan, Idulfitri, dan liburan, maka tabungan kelompok bawah cenderung menurun seiring waktu.
Menurutnya, hal ini mengisyaratkan dengan sulitnya mengubah kebiasaan konsumsi dalam jangka pendek, membuat kelompok bawah akhirnya menggunakan tabungan untuk menjaga tingkat konsumsi.
Sebaliknya, kondisi ini berbeda pada kelompok menengah dan atas, di mana tabungan cenderung stabil, sementara belanja terus meningkat. Kata Yudo, kondisi ini mengindikasikan adanya stabilitas penghasilan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel