Bisnis.com, JAKARTA – Ibarat lagu lama yang diputar kembali, wacana merger maskapai pelat merah yang melibatkan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA), kembali bergulir. Kali ini GIAA diarahkan untuk merger dengan Citilink Indonesia, dan Pelita Air oleh Menteri BUMN Erick Thohir.
Wacana merger yang melibatkan GIAA ini pernah mencuat pada 2019 lalu atau tepat pada tahun politik. Menteri BUMN kala itu, Rini Soemarno beralasan pembentukan holding penerbangan agar perusahaan bisa lebih banyak melakukan investasi. Sebagai negara kepulauan, Indonesia membutuhkan banyak transportasi udara.
Untuk kajian holding penerbangan itu, pemerintah menggandeng konsultan PT PricewaterhouseCooper Consulting Indonesia (PwC). Menurut Rini, investasi bidang penerbangan tidak bisa melulu dilakukan mengandalkan dana pemerintah, sehingga pembentukan holding menjadi salah satu strategi.