Batang Industrial Park Incar Manufaktur Kelas Menengah

Bisnis.com,23 Agt 2023, 20:06 WIB
Penulis: M Faisal Nur Ikhsan
Wihardi Hosen, Direktur Batang Industrial Park, saat ditemui Bisnis di sela-sela agenda CJIBF 2023 yang digelar di Kawasan Candi Borobudur Kabupaten Magelang./Bisnis-Muhammad Faisal Nur Ikhsan.

Bisnis.com, SEMARANG - Batang Industrial Park (BIP), kawasan industri milik PT Intiland Development Tbk (DILD) bakal mengincar industri manufaktur kelas menengah. Hingga hari ini, kawasan industri anyar itu setidaknya telah melepas 50 hektare lahan ke enam tenant yang berbeda.

"Prospek Batang sangat bagus, sangat menarik, nyaris setiap minggu ada potential buyer yang datang. Mostly paling banyak dari China dan Taiwan," jelas Wihardi Hosen, Direktur BIP, dikutip Rabu (23/8/2023).

Wihardi menjelaskan, sektor tekstil, garmen, aksesoris, juga sepatu menjadi unggulan kawasan industri tersebut. Pelaku usaha yang kebanyakan berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) tersebut lebih berorientasi pada penjualan ekspor.   Lebih lanjut, BIP juga mencatat beberapa relokasi perusahaan dari Vietnam.

"Jadi kesannya mereka sudah tidak terlalu nyaman dengan Vietnam. Ada juga yang beberapa dari Jawa Barat yang bergeser ke Jawa Tengah, ada yang dari Tangerang dan Karawang. Garmen paling banyak Tangerang," jelasnya saat ditemui Bisnis di Kabupaten Magelang.

Relokasi tersebut seperti menguatkan dugaan Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti. "Selama ini saya dengar ada shifting dari Jawa Timur, Jawa Barat, ke Jawa Tengah," ucapnya dalam gelaran Central Java Investment and Business Forum 2023.

Destry menilai Jawa Tengah punya beberapa kelebihan yang memperkuat daya saingnya di antara dua provinsi tetangga. Pertama, faktor upah yang masih demikian kompetitif. Kedua, soal produktivitas. Dan yang terakhir terkait dukungan pemerintah daerah. Tak heran jika diperkirakan, kinerja investasi Jawa Tengah ke depan bisa kian moncer.

Namun demikian, hari ini, fenomena relokasi industri baik dari luar negeri maupun dalam negeri belum terlalu berdampak pada kinerja perekonomian Jawa Tengah. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), pada Kuartal II/2023 laju pertumbuhan sektor industri pengolahan hanya berkisar di angka 3,83 persen (year-on-year).

"Ini memang mengalami perlambatan. Kalau dilihat yang melambat terutama di subsektor yang kaitannya dengan perdagangan luar negeri. Utamanya Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) dan kemudian furnitur dan alas kaki," jelas Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Jawa Tengah, Ndari Surjaningsih, beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini