Pay Later hingga Pinjol Kian Digandrungi Kawula Muda

Bisnis.com,23 Agt 2023, 08:05 WIB
Penulis: Rika Anggraeni
Ilustrasi wanita sedang berbelanja di situs online menggunakan skema pembayaran paylater./ Dok. Freepik.

Bisnis.com, JAKARTA — Kehadiran pinjaman online alias pinjol hingga buy now pay later (BNPL) kian digemari anak muda. Hanya perlu mengisi formulir dan bermodalkan swafoto KTP menjadi salah satu kemudahan untuk meminjam di salah satu penyedia jasa keuangan ini.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat jumlah kontrak bisnis fasilitas pay later mengalami pertumbuhan sebanyak 18,18 juta atau 33,25 persen pada Mei 2023.

Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono menyebut salah satu penyebab pengguna BNPL semakin tinggi adalah proses persetujuan pembiayaan yang mudah dan cepat.

Di samping itu, BNPL juga menawarkan berbagai jenis promosi kepada para calon debiturnya antara lain program diskon, cashback, hingga program cicilan 0 persen.

PT Akulaku Finance Indonesia misalnya, salah satu platform layanan BNPL itu mencatat pembiayaan melalui Akulaku Paylater mencapai sekitar Rp7 triliun pada semester I/2023, naik lebih dari 25 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Presiden Direktur Akulaku Finance Efrinal Sinaga mengatakan usia di rentang 22 tahun—38 tahun mendominasi penggunaan Akulaku Paylater sepanjang enam bulan pertama 2023.

“Peningkatan paylater masih menunjukkan sinyal positif dan growth-nya masih cukup besar,” ujar Efrinal kepada Bisnis, Senin (21/8/2023).

Sampai akhir tahun, Akulaku Finance memproyeksikan pembiayaan dengan metode Akulaku Paylater mampu mencapai Rp14 triliun.

Sementara itu, dari sisi rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) nett yang dimiliki perusahaan berada di angka 0,99 persen pada semester I/2023.

Akulaku Finance juga memiliki sejumlah strategi untuk menjaga rasio NPF di antaranya melalui penguatan scoring system, terutama saat pre-approve. Selain itu, perusahaan juga meningkatkan kerja sama dengan sejumlah ekosistem terutama dalam hal verifikasi dan credit scoring.

“Kami juga proactive dalam hal collection dan asuransi penjaminan kredit,” lanjutnya.

Dihubungi terpisah, PT Pefindo Biro Kredit (IdScore) mencatat outstanding amount paylater mencapai Rp25,16 triliun pada semester I/2023, melompat 29,8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) atau naik 3,52 persen secara mtm.

Berdasarkan outstanding amount, bisnis paylater menyumbang 0,35 persen dari portofolio kredit nasional, sedangkan secara total akun yang dibukukan paylater menyumbang 28,8 persen atau hampir sepertiga perkreditan nasional pada periode yang sama. 

Direktur Utama Pefindo Biro Kredit Yohanes Arts Abimanyu mengungkapkan salah satu penyebab peningkatan outstanding paylater adalah proses persetujuan pembiayaan yang mudah dan cepat serta promo-promo yang menarik pada e-commerce maupun merchant-merchant yang ada.

Nasabah menyelesaikan transaksi menggunakan Akulaku PayLater di Jakarta, Senin (11/7/2022). Bisnis/Suselo Jati

“Hal ini juga didukung oleh perbaikan ekonomi usai Covid dan lembaga keuangan baik bank, multifinance dan P2PL yang memberikan kemudahan bagi pembiayaan paylater,” ujar Yohanes kepada Bisnis, Selasa (22/8/2023).

Berdasarkan data di IdScore, pengguna atau debitur paylater mencapai sekitar 13 juta debitur. Angka ini lebih tinggi dua kali lipat dibandingkan debitur pengguna kartu kredit yang hanya sekitar enam juta debitur.

“Ini dapat diasumsikan bahwa penetrasi paylater lebih mudah diadopsi oleh masyarakat dibandingkan kartu kredit ataupun produk konsumtif lainnya di Indonesia,” ujarnya.

Kendati demikian, Yohanes menuturkan peningkatan paylater ini sejalan dengan peningkatan non-performing loan yang mencapai 6,78 persen dibandingkan kartu kredit yang hanya 1,79 persen.

Oleh karena itu, Yohanes mengungkapkan tujuan inklusi keuangan atas penggunaan paylater perlu dibarengi dengan literasi keuangan dan mitigasi risiko yang memadai dari penyelenggara paylater, dengan menggunakan berbagai data yang dimiliki serta analisa credit scoring.

Pefindo juga mencatat tren kredit macet paylater di semester I/2023 terus meningkat sejak Januari 2023. Data di IdScore menunjukkan total outstanding yang masuk ke kredit macet (DPD90+) sebesar Rp2,15 triliun per Juni 2023.

Kredit macet paylater ini meningkat tajam 10,82 persen dibandingkan Mei 2023 atau meningkat 20,78 persen dibandingkan Januari 2023.

Adapun, kalangan yang mendominasi kredit macet paylater berasal dari usia di bawah 30 tahun. Selain itu, kredit macet paylater ini juga disumbang di kalangan usia 30–50 tahun serta usia di atas 50 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  1. 1
  2. 2
Tampilkan semua
Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini