Bisnis.com, JAKARTA — Setelah 12 tahun, Jepang mulai melepaskan air radioaktif yang telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima ke lautan Samudera Pasifik. Namun, larangan impor ikan menghantui rencana Jepang tersebut.
Gempa bumi berkekuatan 9,0 skala richter mengguncang Jepang pada Maret 2011 dan menimbulkan gelombang tsunami dahsyat. Petaka lainnya muncul, karena pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi hancur oleh bencana tersebut.
Satu dekade berselang, pemerintah Jepang menandatangani rencana pelepasan air dari pembangkit tersebut sebagai salah satu langkah penting dalam penghentian operasional Fukushima Daiichi secara penuh. Rencana itu kemudian mendapatkan lampu hijau dari pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Juli 2023.