Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) menyabet penghargaan The Most Efficient Bank untuk kategori Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti atau KBMI 4 dalam gelaran Bisnis Indonesia Financial Award (BIFA) 2023.
Acara awarding pemberian penghargaan ini dilaksanakan di The Westin Hotel Jakarta pada Kamis (28/8/2023).
Sebagai informasi, BIFA 2023 merupakan metamorfosis dari acara tahunan Bisnis Banking Award (BIBA) yang sebelumnya hanya memberikan penghargaan kepada bank paling efisien dan memiliki kinerja terbaik, serta Bisnis Indonesia Insurance Award (BIIA) untuk asuransi.
Secara umum, seleksi penjurian BIFA 2023 terdiri dari dua tahap yaitu seleksi kuantitatif dan kualitatif. Untuk kuantitatif, nominasi penerima penghargaan di sektor perbankan, asuransi, dan multifinance yang lolos dari tahapan ini akan diajukan ke tahap kualitatif.
Adapun, penilaian untuk sektor perbankan dibagi menjadi dua kriteria, yaitu The Best Performance Bank dan The Most Efficient Bank. Dua kriteria ini terdiri atas 4 kategori penghargaan yakni untuk KBMI 4, KBMI 3, KBMI 2, KBMI 1, dan Bank Pembangunan Daerah.
PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sendiri telah mencatatkan pertumbuhan laba bersih mereka secara konsolidasi 34,07 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp24,2 triliun pada semester I/2023 dibandingkan Rp18,05 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan publikasi di Harian Bisnis Indonesia pada Selasa (25/7/2023), pertumbuhan laba bersih bank ini didorong oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) selama semester I/2023 yang naik 24,62 persen yoy menjadi Rp37,1 triliun, dari Rp29,77 triliun pada semester I/2022.
Dengan begitu, margin bunga bersih (net interest margin/NIM) bank pun naik 58 basis poin (bps) menjadi ke level 5,56 persen pada Juni 2023. Selain itu, pendapatan non bunga tumbuh 9,4 persen yoy menjadi Rp12,2 triliun, ditopang pendapatan berbasis komisi atau fee based income sebesar Rp8,61 triliun, naik 5,4 persen yoy.
Pendapatan operasional pun menjadi Rp49,3 triliun, naik 20,5 persen yoy. Laba emiten bank berkode BBCA juga didorong oleh penyusutan biaya provisi 49,5 persen yoy menjadi Rp1,8 triliun. Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) pun turun dari level 52,38 persen pada Juni 2022 menjadi 44,09 persen pada Juni 2023. Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.
Rasio profitabilitas BCA juga membaik. Rasio imbal balik ekuitas (return on equity/ROE) naik 462 basis poin (bps) menjadi 24,18. Lalu, rasio imbal balik aset (return on asset/ROA) bank naik 83 bps menjadi 3,66 persen.
Sebelumnya, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan pertumbuhan laba bank didorong oleh kenaikan volume kredit, perbaikan kualitas pinjaman, serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan.
Dari sisi intermediasi, BCA telah menyalurkan kredit Rp735,9 triliun per Juni 2023, tumbuh 9 persen yoy. Kredit konsumer menjadi segmen dengan pertumbuhan kredit tertinggi, diikuti oleh kredit komersial dan UKM. Pertumbuhan kredit bank ini telah berkontribusi pada kenaikan aset BCA 7,3 persen yoy menjadi Rp1.356,75 triliun.
Bank juga menjaga kualitas asetnya. Tercatat, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) turun dari 2,21 persen pada Juni 2022 menjadi 1,89 persen pada Juni 2023. Lalu, NPL net membaik dari 0,69 persen pada Juni 2022 menjadi 0,67 persen pada Juni 2023.
Dari sisi pendanaan, BCA telah meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp1.071 triliun tumbuh 6 persen yoy. Dana murah atau current account savings account (CASA) bank juga naik 5,7 persen yoy mencapai Rp864,7 triliun per Juni 2023 dan berkontribusi sebesar 81 persen terhadap DPK.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel