Bisnis.com, JAKARTA - Berkat keberhasilan upayanya dalam menekan rasio beban operasi terhadap pendapatan operasi (BOPO) sambil mencetak kinerja yang apik pada semester I/2023, PT Bank Mega Tbk. (MEGA) meraih The Most Efficient Bank berdasarkan Modal Inti atau KBMI 3 dalam ajang Bisnis Indonesia Financial Award (BIFA) 2023.
Presiden Komisaris Bisnis Indonesia Group Hariyadi Sukamdani mengatakan BIFA 2023 terus melakukan penyempurnaan dengan penambahan kategori dan parameter penilaian, selain mempertahankan metode dan proses seleksi yang telah berjalan.
"Seleksi daftar nominasi dalam penjurian dilakukan dengan dua tahap, yaitu seleksi kuantitatif dan kualitatif. Nominee yang lolos dari tahapan kuantitatif akan diajukan ke tahapan kualitatif. Seleksi kualitatif bertujuan untuk menentukan satu penerima award di setiap kategori berdasarkan pertimbangan para dewan juri," ujarnya dalam Bisnis Indonesia Financial Award 2023 dengan tema Digitalisasi Finansial: Inklusif dan Berkelanjutan dilaksanakan di The Westin Hotel Jakarta, Kamis (24/8/2023)
Mengacu pada laporan publikasi yang dikutip Bisnis, MEGA membukukan laba bersih sepanjang selama enam bulan pertama pada 2023 senilai Rp1,97 triliun, naik 32 persen secara tahunan (yoy) dari posisi sebelumnya Rp1,49 triliun.
Peningkatan laba MEGA sejalan dengan kenaikan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) Bank Mega yang tumbuh 4,63 persen yoy dari Rp2,81 triliun menjadi Rp2,94 triliun.
Pendapatan bunga MEGA hingga Juni 2023 tercatat naik 27,38 persen yoy menjadi Rp5,21 triliun. Pendapatan operasional lainnya juga melejit 32,39 persen dari Rp 2,44 triliun menjadi Rp 1,84 triliun pada Juni 2023.
Sementara Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) menurun ke level 62,62 persen dari 62,73 persen.
Di samping itu, dari sisi rasio keuangan, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) Bank Mega terpantau menguat 268 basis poin (bps) dari 22,51 persen pada Juni 2022 menjadi 25,19 persen pada akhir Juni 2023.
Sementara, rasio margin bunga bersih (net interest margin/NIM) berada di posisi yang stabil, yakni 5,35 persen, dengan tingkat pengembalian aset (return on assets/ROA) naik 71 bps menjadi 3,77 persen. Kemudian tingkat pengembalian modal (return on equity/ROE) naik 263 bps menjadi 20,12 persen.
Dari sisi intermediasi, Bank Mega telah menyalurkan kredit lebih besar yakni mencapai Rp73,07 triliun, naik 13,50 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp64,38 triliun. Alhasil, aset Bank Mega juga naik menjadi Rp129,24 triliun pada semester I/2023 dari yang sebelumnya Rp123,54 triliun.
Seiring dengan peningkatan kredit Bank Mega, rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) pun mengalami kenaikan. Di mana, NPL gross tercatat dari 1,16 persen menjadi 1,36 persen, sedangkan NPL net dari 0,83 persen menjadi 1,00 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel