Beda Nasib Bank dengan Leasing Soal Ekspansi Kantor Cabang Era Digitalisasi

Bisnis.com,25 Agt 2023, 06:26 WIB
Penulis: Rika Anggraeni
Karyawan beraktivitas di kantor Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Jakarta belum lama ini. Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan pembiayaan (multifinance/leasing) terus mengencangkan ekspansi bisnis dengan menambah kantor cabang di era gempuran digitalisasi. Kondisi berkebalikan denga perbankan yang justru terus mengurangi kantor layanannya.

Laporan Triwulan I/2023 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat terdapat 40 permohonan pembukaan kantor cabang perusahaan pembiayaan pada kuartal I/2023.

Secara keseluruhan, OJK telah menerima 381 permohonan izin pembukaan, penutupan, dan perubahan alamat kantor cabang perusahaan industri keuangan non-bank (IKNB).

Bandingkan dengan perbankan, data OJK menunjukkan pada kuartal I/2023, tercatat 401 kantor bank umum yang tutup. Berdasarkan laporan Statistik Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah kantor bank umum di Indonesia pada Maret 2023 mencapai 24.976 unit. Berbanding Desember 2022 sebanyak 25.377 unit. Apabila dibandingkan secara tahunan (year on year/yoy), jumlah kantor bank umum itu gugur 1.049 kantor di mana per Maret 2022 masih terdapat 26.025 kantor bank umum. 

Beda arah bisnis perusahaan pembiayaan ini menurut Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) karena perbedaan strategi. APPI menilai keberadaan kantor cabang di perusahaan pembiayaan merupakan hal yang penting. Hal ini mengingat karakter bisnis di perusahaan pembiayaan yang memfasilitasi pembiayaan sepeda motor, mobil bekas, hingga motor bekas.

Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno mengatakan kantor cabang di perusahaan pembiayaan sangat dibutuhkan karena kebutuhan masyarakat untuk melihat mobil maupun motor yang hendak dibeli dan dipilih secara langsung ketimbang melalui digital.

Selain itu, belum meratanya digitalisasi di Indonesia juga menjadi salah satu alasan bagi perusahaan pembiayaan untuk melebarkan sayapnya melalui penambahan kantor cabang.

“Kita perlu [kantor] cabang karena perusahaan pembiayaan meyakini bahwa konteks secara digital belum memungkinkan,” ujar Suwandi saat dihubungi Bisnis, beberapa waktu lali (15/8/2023).

Menurut Suwandi, penambahan kantor cabang baik di Pulau Jawa maupun luar Pulau Jawa diperlukan. Pasalnya, perusahaan multifinance membutuhkan collector untuk mengunjungi debitur yang berniat enggan membayar. “Tentu debitur kabur kalau nggak ada kantor cabang,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Suwandi menuturkan penambahan kantor cabang juga dapat meningkatkan pendapatan dan pembiayaan bagi perusahaan, serta membuka lapangan pekerjaan.

“Kita harus berpikir secara pragmatis, perusahaan pembiayaan ini membiayai nasabah yang tidak bankable, mereka butuh pembiayaan, cicilan, dan transaksi nggak banyak ke perbankan,” ujarnya.

Namun demikian, era keberlanjutan ekspansi kantor cabang leasing juga sangat tergantung dari strategi setiap pemain dalam mengeruk pertumbuhan bisnis. “Kalau yang bermain di ritel maka harus buka kantor cabang, harus ada collector,” lanjutnya.

TANCAP GAS

Sejumlah pemain leasing mulai tancap gas menambah kantor cabang di sisa akhir 2023. PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk. (WOMF) atau WOM Finance misalnya, perusahaan telah melakukan pembukaan jaringan baru sebanyak enam jaringan selama semester I/2023.

Per Juni 2023, tercatat emiten bersandi saham WOMF itu memiliki sebanyak 168 jaringan yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia untuk memberikan kemudahan serta akses pembiayaan kepada seluruh masyarakat Indonesia.

Direktur Keuangan WOM Finance Cincin Lisa Hadi menilai akses internet yang masih belum merata hingga ke pelosok wilayah Indonesia serta beberapa segmentasi konsumen menjadi salah satu alasan perusahaan menambah jumlah kantor cabang.

“Salah satunya segmentasi konsumen dengan tingkat usia lanjut yang masih comfort dengan kehadiran kantor cabang, sehingga kehadiran kantor cabang tetap diperlukan untuk mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan,” ungkap Cincin kepada Bisnis.

Namun, WOM Finance juga terus melakukan digitalisasi melalui kerja sama dengan beragam platform e-commerce, serta berbagai inisiatif lainnya untuk terus memberikan kemudahan kepada seluruh konsumen.

Tak berhenti di sana, Cincin menyatakan WOM Finance juga telah berencana untuk melakukan ekspansi bisnis di wilayah yang potensial untuk mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan. “Rencana [buka] sekitar 15 kantor cabang di seluruh Indonesia,” ungkapnya.

Setali tiga uang, PT Adira Dinamika Tbk. (ADMF) atau Adira Finance menyatakan perusahaan telah menambah jumlah outlet kantor di tahun ini, baik yang berupa kantor cabang maupun kantor satelit.

Direktur Kepala Layanan Penjualan & Distribusi Adira Finance Niko Kurniawan menuturkan tidak semua segmen konsumen yang dilayani Adira Finance bisa dijangkau dengan pelayanan secara digital. Oleh sebab itu, perusahaan membutuhkan kantor cabang untuk membantu para nasabah.

“Masih banyak segmen lainnya yang masih perlu dilayani dengan adanya kantor yang bersifat fisik di wilayah-wilayah mereka, seperti petani hingga nelayan,” ujar Niko.

Sama seperti WOM Finance, Niko mengatakan Adira Finance juga masih akan menambah jaringan sampai akhir tahun, agar bisa menjangkau seluruh segmen dan seluruh wilayah di Indonesia. 

Nada yang sama juga diungkapkan PT BCA Finance. Pada tahun lalu dan tahun ini, perusahaan menambah sales point dan 27 kota di Sulawesi dan Sumatra pada tahun ini.

Presiden Direktur BCA Finance Roni Haslim menilai perusahaan memerlukan kantor cabang untuk tempat kerja karyawan marketing maupun collector perusahaan. Di samping itu, lanjut Roni, masih banyak konsumen yang mengunjungi kantor BCA Finance untuk pengambilan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) setelah lunas.

“Walaupun kita ada di era digital, untuk multifinance masih dibutuhkan kantor fisik,” kata Roni.

Sementara itu, PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN) atau BFI Finance mencatat per 30 Juni 2023, jumlah kantor cabang perusahaan sebanyak 271 outlet dari Sumatra Utara hingga Papua. Perinciannya terdiri dari 226 cabang layanan konvensional dan sisanya merupakan cabang layanan syariah.

Corporate Communication Head BFI Finance Dian Ariffahmi menuturkan angka ini tidak ada peningkatan sejak masa pandemi, di mana perusahaan menutup sekitar 40 persen dari total physical outlets. Namun demikian, Dian mengaku bisnis BFI Finance terus bertumbuh.

“Untuk menyesuaikan era saat ini, perluasan jaringan dan sumber daya perusahaan difokuskan pada layanan kepada konsumen berbasis teknologi informasi,” pungkas Dian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini