Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah asuransi membukukan penurunan premi tunggal seiring dengan strategi perusahaan untuk meningkatkan premi reguler.
PT Asuransi Allianz Life Indonesia atau Allianz Life Indonesia mencatatkan penurunan premi tunggal pada kuartal I/2023 yang menjadi salah satu pendorong penyusutan laba bersih.
Dari laporan keuangan perusahaan, jumlah laba setelah pajak yang diperoleh mencapai Rp48,3 miliar atau turun 42,2 persen dibandingkan dengan Rp82,2 miliar pada kuartal I/2022.
Direktur dan Chief Financial Officer Allianz Life Indonesia Edwin Prayitno mengatakan bahwa penyebabnya karena penurunan premi tunggal.
“Premi tunggal itu pembayaran sekali untuk selama masa pembayaran premi, tetapi premi reguler kami yang pembayaran berkala bulanan dan kuartalan itu meningkat. Bisa dibayangkan kan nilai premi tunggal nilainya pasti lebih besar,” kata Edwin saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (24/8/2023).
Edwin menjelaskan bahwa peningkatan premi reguler tersebut baik untuk keberlangsungan ke depan. Pasalnya apabila premi tunggal akan berdampak pada fluktuasi nilai unit link karena hanya satu kali dibandingkan kalau bulanan.
Maka menurut Edwin risikonya nantinya akan lebih tinggi. “Kami melihat edukasi ini penting jadi kami mendorong premi reguler untuk dijual,” ungkapnya.
Edwin menambahkan pihaknya pun optimistis peningkatan kinerja hingga akhir tahun. Meskipun tak menyebutkan angka pasti, dia berharap perusahaan mencatatkan pertumbuhan dua digit.
“Target pertumbuhannya pasti double digit secara presentase seperti secara premi, dari sisi laba juga kami menargetkan seperti itu [double digit],” ungkapnya.
Jumlah pendapatan Allianz Life Indonesia pada kuartal I/2023 mencapai Rp3,66 triliun atau turun sekitar 10,2 persen dibandingkan pada 2021 yakni Rp4,08 triliun.
Sementara itu jumlah laba setelah pajak yang diperoleh mencapai Rp48,3 miliar atau turun 42,2 persen dibandingkan Rp82,2 miliar pada 2022.
Terbaru pada Juli 2023, perusahaan mengalami pertumbuhan laba setelah pajak 50,6 persen mencapai Rp126,6 miliar dibandingkan sebelumnya yakni Rp80,7 miliar.
Jumlah pendapatan perusahaan menjadi sebanyak Rp7,9 triliun, atau turun dibandingkan pada Juli 2022 yakni Rp9,2 triliun. Jumlah beban meningkat menjadi Rp9,2 triliun dari sebelumnya Rp8,9 trilun.
Jumlah aset perusahaan sedikit meningkat menjadi Rp38,41 triliun dibandingkan Rp38,22 triliun pada Juli 2022. Jumlah liabilitas mencapai Rp38,8 triliun atay sedikit meningkat menjadi Rp32,19 triliun.
Jumlah ekuitasnya mencapai Rp5,5 triliun. Tingkat kesehatan keuangan berdasarakan Risk Based Capital (RBC) mencapai 274,09 persen. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan ambang batas yang telah ditetapkan OJK yakni 120 persen.
Di sisi lain, PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk. atau Asuransi Sinarmas MSIG Life juga sempat mencatatkan penurunan pendapatan premi pada semester I/2023. Pendapatan premi perusahaan asuransi tersebut mencapai Rp1,26 triliun per Juni 2023.
Sementara itu, Asuransi Sinarmas MSIG Life memperoleh pendapatan premi Rp1,28 triliun pada semester I/2022. Head of Customer and Marketing Lukman Auliadi mengatakan bahwa penurunan 0,9 persen tersebut terjadi lantaran turunnya pencapaian premi untuk produk premi tunggal.
“Namun perlu digarisbawahi bahwa penurunan ini sejalan dengan rencana perusahaan untuk meningkatkan kualitas bisnis perusahaan dalam jangka panjang dengan lebih berfokus kepada produk premi regular dibandingkan premi tunggal,” kata Lukman kepada Bisnis, Sabtu (19/8/2023).
Lukman menambahkan hal tersebut dapat dilihat dari pendapatan premi untuk produk premi reguler yang mengalami peningkatan sebesar 28,6 persen untuk konvensional dan syariah. Di sisi lain, total klaim dan manfaat konvensional perusahaan mencapai Rp1,3 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel